Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Lepas Saham Astra (ASII) Senilai Rp2,1 Triliun

Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing sepanjang tahun berjalan 2024.
Menara Astra./Istimewa
Menara Astra./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing sepanjang tahun berjalan 2024. Hal itu sejalan dengan bergulirnya beberapa isu seperti skandal Daihatsu motor Jepang dan masuknya BYD ke Indonesia.

Berdasarkan data RTI Business, Kamis, (25/1/2024), investor asing tercatat melakukan net sell senilai Rp2,1 triliun secara year-to-date (ytd). Adapun, saham ASII parkir di zona merah secara beruntun selama hampir dua pekan sejak 15 Januari 2024.

Saham ASII melemah 0,98% atau 50 poin dan parkir di posisi Rp5.075 pada perdagangan kemarin, Rabu, (24/1/2024). Secara year-to-date (ytd), saham ASII terkoreksi 10,17% dan menduduki posisi ke-2 top laggard karena membebani IHSG 25,95 poin.

Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, masuknya mobil listrik asal China, BYD ke pasar Indonesia turut menjadi sentimen untuk ASII.

Selain itu, menurutnya faktor lain yang memengaruhi fundamental ASII yakni anak usaha di bidang alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk. (UNTR) turut terdampak adanya koreksi harga batu bara. Pasalnya, kata dia, 40% pendapatan ASII ditopang oleh UNTR.

"Nah, United Tractors [UT] kan ada bisnis pertambangannya, harga batu bara saja kemarin dalam satu malam aja turun 0,7% kan di US$123 per ton terakhir. Hal itu bisa menjadi sentimen penekan untuk UT, dan berdampak ke ASII," ujar Steven di Jakarta, dikutip Kamis, (25/1/2024).

Kendati demikian, menurutnya bisnis jasa pertambangan United Tractors seharusnya masih memiliki prospek cukup baik, mengingat sebagian besar pembangkit listrik (power plant) masih menggunakan batu bara.

"UT itu kan juga proporsi dari bisnis jasa pertambangannya lumayan kuat kan, namun belum bisa mengimbangi dari sentimen yang lebih besar, seperti itu,” jelasnya.

Menilik kinerja keuangan terakhir, laba bersih ASII naik 10,12% secara year-on-year (yoy) hingga 30 September 2023 menjadi Rp25,69 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp23,33 triliun. 

Kenaikan laba bersih ASII didorong meningkatnya pendapatan 8,83% yoy menjadi Rp240,91 triliun, dibandingkan per kuartal III/2022 sebesar Rp221,35 triliun.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan jumbo ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp99,16 triliun, diikuti alat berat dan pertambangan sebesar Rp97,59 triliun. Kemudian, jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp21,98 triliun dan agribisnis sebesar Rp15,68 triliun. 

Selanjutnya, segmen infrastruktur dan logistik berkontribusi Rp6,6 triliun, segmen teknologi informasi Rp2,07 triliun, dan properti Rp621 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp2,87 triliun.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, seiring dengan masuknya mobil listrik asal China BYD ke RI, peluang pertumbuhan ASII akan sedikit tertahan, dengan potensi penjualan mobil yang stagnan cenderung menurun tahun ini.

Sebagai informasi, ASII membukukan penjualan mobil sepanjang tahun 2023 tercatat sebanyak 560.717 unit terjual dengan pangsa pasar di angka 56%. Namun, angka penjualan mobil ASII turun tipis 2,34% secara yoy dibandingkan penjualan per Desember 2022 sebesar 574.198 unit.

"Di sisi lain, kami masih cukup yakin bahwa pasar penjualan sepeda motor ASII itu masih akan tetap kokoh. Karena di siklus kenaikan suku bunga sebelumnya, penjualan motor itu masih bisa naik,” ujar Robertus di Jakarta, Rabu, (24/1/2024).

Menurutnya, sektor sepeda motor juga sangat terkait dengan sektor jasa keuangan Astra, karena sebesar 25%-30% dari laba sebelum pajaknya Astra itu dikontribusi oleh Federal International Finance (FIF), serta asuransi Garda Oto yang kontribusinya cukup besar

Alhasil, menurut Robertus dengan ekspektasi penjualan sepeda motor akan tetap kuat, artinya pendapatan premi serta pendapatan bunga dari FIF dan Garda Oto berpotensi meningkat, sehingga bisa menopang potensi penurunan penjualan mobil ASII dan turunnya penjualan batu bara anak usaha, PT United Tractors Tbk. (UNTR).

------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper