Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (25/1/2024).
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka di posisi 7.223 dan melesat ke posisi terendah 7.215 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 119 saham menguat, 87 saham melemah, dan 255 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp11.525 triliun.
Saham emiten perbankan terpantau melemah pagi ini. Saham-saham tersebut adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang melemah 0,44% ke Rp5.625.
Kemudian disusul PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun masing-masing 0,26% dan 1,17%. Selain itu, saham TLKM juga dibuka melemah 0,25% ke level Rp3.960.
Sementara itu, saham lainnya dibuka menguat seperti BBNI yang naik 0,91%, MBMA naik 2,46%, ANTM naik 1,30%, dan CUAN yang naik 1,88%.
Baca Juga
Tim Riset Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan kembali bergerak fluktuatif dengan support area 7.150-7.200 di Kamis (25/1/2024).
Secara teknikal, koreksi Rabu (24/1/2024) diikuti dengan potensi death cross di kisaran overbought area pada Stochastic RSI. MACD memvalidasi indikasi konsolidasi lanjutan dengan bergerak sideways.
Pelemahan IHSG dibayangi oleh realisasi pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia sebesar 5,3% yoy di kuartal IV/2023, turun dari 16,2% yoy di kuartal III/2023. Merespon data ini, saham-saham perbankan dan bluechip lain cenderung melemah.
Pasalnya, data tersebut membangun kekhawatiran bahwa peningkatan uncertainty risk pada tahun politik berdampak pada perlambatan realisasi investasi di Indonesia.
Namun demikian, sentimen positif berasal dari eksternal. Indeks manufaktur Euro Area, Jerman dan Inggris mencatatkan perbaikan yang cukup signifikan di Januari 2024. Indeks manufaktur di AS bahkan kembali ke atas batas ekspansif (50), tepatnya di 50,3 di Januari 2024.
Pasar dapat mencermati peluang technical rebound lanjutan pada CPIN dan INTP, buy on support pada BBNI, MIKA dan PNLF, trading buy pada JSMR (peluang uji resistance).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.