Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas berpotensi kian berkilau pada perdagangan hari ini Senin, (22/1/2024), akibat eskalasi konflik di Timur Tengah yang semakin berkobar.
Mengacu data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan Jumat, (19/1/2024), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April 2024 di divisi Comex New York Exchange naik 0,37% ke level US$2.048,60 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 0,30% ke level US$2.029 per troy ounce.
"Harga emas berpotensi naik didukung oleh tensi yang meningkat di Timur Tengah," ujar Analis Komoditas Lukman Leong kepada Bisnis, dikutip Senin, (22/1/2024).
Perlu diketahui, konflik di Timur Tengah semakin memanas setelah terjadi saling serang antara pasukan Houthi dan AS di Laut Merah, dan juga perang Iran vs Pakistan, sehingga berdampak terhadap kenaikan harga emas dan juga minyak mentah.
Kendati demikian, menurutnya indeks dolar AS yang masih kuat karena didukung oleh menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan menahan kenaikan harga emas yang lebih tinggi.
Adapun, The Fed masih menahan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) di kisaran 5,25%-5,5% pada FOMC Desember 2023. Namun, The Fed diproyeksikan akan memangkas suku bunga, setidaknya tiga kali pada tahun ini.
Meski demikian, serangkaian komentar yang cenderung hawkish dari pejabat The Fed minggu ini memicu meningkatnya keraguan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunganya pada Maret 2024.
Selain dari sentimen konflik Timur Tengah, Lukman mengatakan, katalis yang memengaruhi harga emas pekan depan yakni rilis data PDB AS kuartal IV/2023 pada Kamis, (25/1/2024) dan rilis indeks harga belanja personal (PCE) AS, pada Jumat, (26/1/2024).
Sebelumnya, produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Sentimen masih akan tertuju pada seputar konflik di Timur Tengah, dan data ekonomi penting AS seperti pertumbuhan PDB AS kuartal IV/2024 dan inflasi PCE AS. Range harga emas diprediksi di US$2.010-US$2.080," pungkas Lukman.
Adapun, pada perdagangan sebelumnya, Kamis, (18/1) harga emas di pasar spot juga ditutup naik 0,7% menjadi US$2,019.12 per ons, setelah mencapai level terendah lima minggu di sesi sebelumnya. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih tinggi ke level US$2021,6.
Tim riset MIFX menyebutkan harga emas turun pada siang hari Senin (22/1/2024), sehingga mencatat level low US$2.024,48 per troy ons di sesi Asia. Penurunan terjadi karena pendapat pejabat The Fed di pekan lalu yang menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Maret mendatang menjadi 46% sedangkan sebelumnya 81% di pekan lalu, menopang naik US Dollar Index.