Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor asing terus melakukan net buy atau beli bersih di pasar saham sebesar Rp6,81 triliun secara year-to-date (ytd) per Rabu, (17/1/2024).
Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan mengatakan, alasan investor asing melakukan net buy di pasar saham salah satunya karena iklim investasi yang lebih menarik dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"Jadi memang kalau kita lihat investor asing itu sangat positif terhadap pasar kita. Indonesia menerima aliran dana investor asing terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean dan konsisten dalam 8 dari 9 minggu terakhir," ujarnya dalam Market Outlook MAMI 2024, Kamis, (18/1/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, valuasi pasar saham di Indonesia relatif lebih murah, dan IHSG diprediksi akan melanjutkan pertumbuhannya di tahun ini, setelah mencetak kinerja yang tidak terlalu memuaskan pada tahun 2023 lalu.
Selain itu, ekspektasi Bank Sentral AS The Fed pangkas suku bunga 75 bps tahun ini akan membuat indeks dolar AS melemah, sehingga rupiah berpotensi menguat dan menarik investasi asing ke pasar saham dan obligasi RI. Nilai tukar rupiah juga diprediksi dapat menguat ke rentang Rp14.200 hingga Rp14.800 tahun ini.
Sebagai informasi, Bank Indonesia masih menahan suku bunga di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Rabu, (17/1/2024). Sedangkan suku bunga The Fed masih di kisaran 5,25%-5,5% dan diproyeksikan Fed akan memangkas suku bunga setidaknya tiga kali tahun ini.
Baca Juga
"Kalau suku bunga turun, maka investor itu akan beralih melihat mana negara-negara yang pertumbuhannya bisa lebih baik dan memberikan potensial pertumbuhan yang baik serta nilai mata uangnya stabil, itu termasuk Indonesia," jelasnya.
Menurut Katarina, pertumbuhan ekonomi yang baik dan faktor Pemilu 2024 yang diprediksi akan berlangsung kondusif juga membuat investor asing merasa nyaman berinvestasi di Indonesia. Secara makro, dia memprediksi pertumbuhan PDB RI berada di rentang 5,1%-5.3%.
Selain itu, katanya, meskipun tensi geopolitik global sedang memanas, namun Indonesia tidak akan terlalu terdampak. Sebab, RI memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga tidak terlalu bergantung ke negara-negara lain. Alhasil, dengan sederet faktor tersebut, investor asing akan terus berlanjut net buy ke pasar saham sepanjang 2024.
"IHSG pada akhir 2024 diprediksi ada di level 7.800, berdasarkan perhitungan PE [Price Earning] 14,7 kali, dan pertumbuhan laba korporasi sebesar 8%," pungkas Katarina.
Adapun jika mengacu data RTI, bank-bank jumbo masih mendapatkan net buy investor asing terbesar secara ytd. Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat net buy Rp2,4 triliun ytd, disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar Rp1,5 triliun, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp1,3 triliun.
----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.