Bisnis.com, JAKARTA - Sederet sentimen positif pada awal tahun 2024 turut membuat harga bitcoin melesat. Terbaru, sentimen persetujuan ETF Bitcoin oleh Securities and Exchange Commission (SEC) AS berdampak positif terhadap pasar kripto secara keseluruhan, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data Coinmarketcap pada Kamis, (11/1/2024) pukul 16.55 WIB, koin kripto dengan kapitalisasi paling jumbo, Bitcoin menyentuh level di kisaran US$46.245 per koin. Bitcoin telah melesat 7,41% dalam perdagangan sepekan. Sedangkan dalam waktu 24 jam Bitcoin naik 1,31%.
Sementara itu, aset kripto lainnya yaitu Ethereum (ETH) tercatat melambung 17,18% dalam perdagangan sepekan ke level US$2.609 per koin. Adapun untuk stable coin USDC dan USDT masih di kisaran level US$1 per koin.
Melansir Reuters, SEC diketahui telah menyetujui 11 permohonan, termasuk dari BlackRock (BLK.N), Ark Investments/21Shares (ABTC.S), Fidelity, Invesco (IVZ.N) dan VanEck, menurut pemberitahuan di situs webnya.
Beberapa produk diperkirakan akan mulai diperdagangkan pada hari Kamis (11/1/2024), memulai persaingan sengit untuk mendapatkan pangsa pasar.
Tak hanya itu, Chief Operating Officer Upbit Indonesia, Resna Raniadi juga memproyeksikan pasar kripto Indonesia akan tersengat sentimen positif dari adanya halving Bitcoin.
Baca Juga
Secara historis, Bitcoin sudah mengalami tiga kali halving. Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, kala itu, imbalan penambang yang awalnya 50 BTC merosot menjadi 25 BTC.
"Memasuki tahun 2024, industri kripto akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan situasinya dapat terus berubah seiring waktu. Namun, dapat dipastikan Bitcoin akan bergerak positif karena adanya peristiwa Bitcoin Halving di tahun 2024," ujar Resna dalam keterangannya dikutip Kamis, (11/1/2024).
Upbit Indonesia memprediksi hal itu akan terjadi pada awal 2024. Pasokan koin yang dirilis diperkirakan akan seharga 1.312.500 BTC dengan reward para mining yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC.
Berbagai faktor pendorong industri kripto menurutnya yaitu dengan meningkatnya adopsi lebih lanjut dari aspek teknologi blockchain. Misalnya, teknologi artificial intelligence (AI) yang dapat menganalisis data dengan cepat untuk membantu para investor dengan algoritma trading, serta mendeteksi adanya penipuan.
Seiring dengan berbagai sentimen positif tersebut, Resna yang baru saja diangkat menjadi Chief Operating Officer itu mengatakan akan mendorong Upbit Indonesia untuk berkontribusi mendorong perkembangan ekosistem blockchain di Indonesia.