Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS atau Securities and Exchange Commission (SEC) Gary Gensler telah menyetujui penerbitan 11 ETF Bitcoin Spot pada Rabu (10/1/2024) waktu setempat. Hal ini menjadi sebuah titik balik bagi mata uang kripto terbesar di dunia tersebut dan industri mata uang digital secara keseluruhan.
Mengutip Reuters, SEC diketahui telah menyetujui 11 permohonan, termasuk dari BlackRock (BLK.N), Ark Investments/21Shares (ABTC.S), Fidelity, Invesco (IVZ.N) dan VanEck, menurut pemberitahuan di situs webnya. Beberapa produk diperkirakan akan mulai diperdagangkan pada hari Kamis (11/1/2024), memulai persaingan sengit untuk mendapatkan pangsa pasar.
Produk-produk tersebut – yang sedang dalam proses pengembangan selama satu dekade – merupakan game changer bagi bitcoin, menawarkan investor institusional dan ritel eksposur terhadap mata uang kripto terbesar di dunia tanpa secara langsung memegangnya, dan merupakan dorongan besar bagi industri kripto yang dilanda serangkaian skandal.
Analis Standard Chartered minggu ini mengatakan ETF dapat menarik US$50 miliar hingga $100 miliar pada tahun ini saja, berpotensi mendorong harga bitcoin mencapai US$100,000. Analis lain mengatakan arus masuk akan mendekati US$55 miliar dalam lima tahun.
“Ini merupakan hal positif yang sangat besar bagi pelembagaan bitcoin sebagai kelas aset,” kata Andrew Bond, direktur pelaksana dan analis fintech senior di Rosenblatt Securities.
“Persetujuan ETF akan semakin melegitimasi bitcoin,” tambahnya.
Baca Juga
Harga bitcoin naik 3% ke posisi $47,300 pada perdagangan sepekan terakhir. Mata uang kripto ini telah melonjak lebih dari 70% dalam beberapa bulan terakhir sebagai antisipasi ETF, dan mencapai level tertinggi sejak Maret 2022 di awal minggu.
Keberhasilan dalam apa yang diperkirakan akan menjadi pertarungan sengit untuk memperoleh aset bagi ETF bitcoin spot kemungkinan akan berpusat pada biaya dan likuiditas, kata para analis.
Beberapa emiten menurunkan biaya mereka sendiri dalam pengajuan baru minggu ini, termasuk BlackRock dan Ark/21Shares, menekankan betapa mendesaknya mereka mencari bagian dari arus masuk modal yang diharapkan. Biaya tersebut berkisar antara 0,2% hingga 1,5%, dan banyak perusahaan menawarkan untuk menghapuskan biaya sepenuhnya untuk jangka waktu tertentu.
Namun, bagi spekulan jangka pendek, likuiditas mungkin lebih penting daripada biaya. Semakin likuid suatu ETF, semakin mudah bagi investor untuk dengan cepat membeli dan menebus saham dengan harga yang mendekati harga bitcoin sebenarnya.
Perusahaan juga mengharapkan banyaknya iklan online dan bentuk pemasaran lainnya. Beberapa penerbit, termasuk Bitwise dan VanEck, telah merilis iklan yang menggembar-gemborkan bitcoin.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, jadi kita akan lihat cara kerjanya. Saya belum pernah berada dalam situasi di mana 10 ETF yang sama diluncurkan pada hari yang sama, jadi ini adalah hal yang baru,” kata Steven McClurg, chief petugas investasi di Valkyrie, yang ETF-nya termasuk di antara yang disetujui pada hari Rabu.
Prospek Aset Kripto 2024
Sebelumnya, Ajaib Sekuritas memproyeksikan setidaknya pada semester I/2024 terlihat akan cukup padat dengan serangkaian berita dan peristiwa penting yang mempengaruhi gerak aset kripto.
“Sentimen positif kripto yaitu inflasi dan suku bunga AS, persetujuan Bitcoin menjadi ETF, serta momen Bitcoin Halving 2024,” tulis tim riset Ajaib Sekuritas belum lama ini.
Sentimen kedua datang dari keputusan Bitcoin menjadi ETF. Tim riset mengatakan pasar kripto tengah menanti keputusan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Januari 2024 terkait serangkaian aplikasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot.
Keputusan ini diyakini dapat memengaruhi cara investor berinteraksi dengan Bitcoin, membuka pintu akses yang lebih teratur untuk berinvestasi pada aset digital tersebut.
Jadwal tenggat waktu keputusan aplikasi ETF Bitcoin selanjutnya dimulai pada Januari 2024. Lebih dari sepuluh aplikasi diajukan oleh institusi besar seperti BlackRock, Fidelity, dan Invesco. Keputusan SEC atas aplikasi ini akan menjadi acuan bagi produk keuangan kripto di masa depan.
ETF Bitcoin, yang memberikan kemudahan berinvestasi tanpa kompleksitas kepemilikan langsung ke Aset Kripto, diharapkan membawa keuntungan aksesibilitas, diversifikasi, dan manajemen profesional. Namun, keputusan SEC juga memiliki risiko dan dampak besar terhadap regulasi di AS.
Terakhir aset kripto akan diguyur sentimen Bitcoin halving yang hanya terjadi sekitar 4 tahun sekali, dengan imbalan (reward) mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210.000 blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.
Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, kala itu, imbalan penambang yang awalnya 50 BTC dikurang menjadi 25 BTC. Selanjutnya, di halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block reward dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC. Terakhir, halving bitcoin terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC.
Bitcoin saat ini menuju ke siklus Halving keempat diharapkan akan terjadi pada April 2024 dengan reward para mining yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC.
“Didukung penerbitannya yang berkurang setiap terjadinya Bitcoin Halving, hal tersebut juga berdampak positif ke harga Bitcoin,” jelas tim Ajaib Sekuritas.