Bisnis.com, JAKARTA - Emiten anyar produsen nonwoven PT Multi Spunindo Jaya Tbk. (MSJA) merambah pasar ekspor ke berbagai negara seperti Asia, Jepang, China, Australia, New Zealand, Amerika, New Zealand, hingga Eropa. Adapun, MSJA resmi melantai atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, (10/1/2024).
Direktur Utama MSJA Sasongko Basuki mengatakan, dari berbagai negara tersebut, kontribusi ekspor terbesar perseroan yakni ke Jepang. Namun, sejauh ini perseroan masih mengandalkan pasar domestik.
"Kalau penjualan lokal masih yang terbesar, tapi untuk kontribusi ekspor paling besar masih ke negara Jepang," ujar Sasongko ditemui di Gedung BEI, Rabu, (10/1/2024).
Kendati demikian, dia mengatakan tensi geopoltik global yang semakin memanas, terutama di Timur Tengah turut berdampak terhadap kinerja ekspor perseroan.
"Karena ada perang di Timur Tengah dan lain-lain itu membuat biaya-biaya naik. Jadi akan kami monitor, terutama karena kami juga ada ekspor ke Eropa, ke Amerika, juga ke daerah Asia Selatan. Itu agak sedikit berpengaruh," jelasnya.
Meski kinerja ekspor dibayangi konflik geopolitik global, perseroan tetap optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan 15% hingga akhir 2024.
Baca Juga
Setelah melakukan penawaran umum perdana saham alias IPO, MSJA juga akan menggenjot pembangunan pabrik SAP sheet dengan penambahan kapasitas 20.000 ton per tahun yang ditarget rampung akhir 2024 di Sidoarjo, Jawa Timur.
Adapun, mengacu prospektus IPO, MSJA mengeluarkan 882,35 juta saham biasa atau setara 15% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp100 per saham.
MSJA mematok harga IPO di level Rp300 per saham dari harga bookbuilding pada Rp250 hingga Rp350 per saham. Adapun dana segar yang akan diraup dari IPO ini sebesar Rp264,70 miliar.
MSJA berencana menggunakan 40% dari dana hasil IPO untuk mengembangkan usahanya, dengan alokasi terinci sekitar 75% akan dialokasikan untuk belanja modal, khususnya untuk pembelian mesin SAP sheet beserta utilitasnya, dan sisanya akan digunakan untuk pembangunan gedung pabrik untuk lini produksi SAP sheet.
Selanjutnya, sekitar 30% dari dana IPO akan digunakan untuk pembiayaan kebutuhan operasional, termasuk pembelian bahan baku, dukungan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya pemasaran, dan lainnya.
Sisanya, sekitar 30%, akan dialokasikan untuk melunasi sebagian atau seluruh pinjaman bank terkait fasilitas modal kerja kepada PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank UOB Indonesia.
Perlu diketahui, MSJA merupakan perusahaan di bidang industri nonwoven secara business-to-business (B2B) dengan memproduksi produk nonwoven sheet.
Selanjutnya, bahan tersebut digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi di berbagai sektor mulai dari sektor kesehatan (pembalut, popok, masker, dan lainnya) hingga sektor konstruksi dan agrikultur.