Bisnis.com, JAKARTA -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada hari Selasa dini hari, (9/1/2024), karena data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$16,30 atau 0,80%, menjadi ditutup pada US$2.033,50 per ounce.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret telah sedikit mereda karena data non-farm payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada hari Jumat, sehingga melemahkan harga emas.
Indeks harga konsumen AS akan dirilis pada hari Kamis dan indeks harga produsen AS pada hari Jumat.
Perak untuk pengiriman Maret turun 0,50 sen atau 0,02% menjadi ditutup pada US$23,31 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$12,40 dolar AS atau 1,28% menjadi ditutup pada US$959,40 per ounce.
Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, menyebutkan harga emas saat ini mencerminkan pengaruh beberapa faktor, termasuk ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) dan kondisi ekonomi global.
Baca Juga
Menurut Fischer, Salah satu titik kunci yang mempengaruhi harga emas saat ini adalah ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve. Ekspektasi awal menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Maret 2024, yang menjadi faktor pendukung harga emas di awal pekan ini. Namun, para trader telah mengurangi ekspektasi ini, mengingat bahwa Fed secara umum mempertahankan pandangannya bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Fischer memprediksi bahwa, emas (XAUUSD) cenderung mengalami penurunan hari ini, dipengaruhi oleh penguatan Dolar dan kenaikan imbal hasil AS, yang masih menunjukkan kecenderungan naik. Penguatan Dolar AS adalah salah satu faktor utama yang dapat memberikan tekanan pada harga emas. Selain itu, kenaikan imbal hasil menjadi faktor tambahan yang memperkuat prediksi penurunan emas.
Meskipun demikian, kondisi ekonomi global yang semakin memburuk dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan dari AS, Asia, dan zona euro, memberikan dorongan positif bagi harga emas. Investor cenderung melihat emas sebagai aset safe haven dalam situasi ketidakpastian ekonomi, dan dengan adanya indikasi perlambatan pertumbuhan, emas mungkin siap untuk menguat dalam beberapa bulan mendatang.