Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Bank Jumbo BBCA, BBRI, BMRI Tembus Rekor ATH Pekan Ini saat IHSG Tergelincir

Ada tiga saham bank jumbo yakni BBCA, BBRI, dan BMRI yang tembus rekor all time high (ATH) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/1/2024) saat IHSG tergelincir.
Annisa Kurniasari Saumi, Arlina Laras
Sabtu, 6 Januari 2024 | 11:27
Ada tiga saham bank jumbo yakni BBCA, BBRI, dan BMRI yang tembus rekor all time high (ATH) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/1/2024) saat IHSG tergelincir./Himawan L Nugraha
Ada tiga saham bank jumbo yakni BBCA, BBRI, dan BMRI yang tembus rekor all time high (ATH) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/1/2024) saat IHSG tergelincir./Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham bank jumbo seperti Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI) dan Bank BMRI (BMRI) kompak menyentuh rekor level tertinggi atau all time high (ATH) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/1/2023), saat IHSG melemah 0,12% ke level 7.350,61.

Berdasarkan RTI Business, harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sempat menyentuh rekor tertingginya, yaitu Rp9.600 pada perdagangan Jumat (5/1/2024), namun pada akhirnya saham BBCA harus di tutup di level Rp9.575 per saham, atau naik 1,06% dibandingkan harga penutupan sesi sebelumnya.

Adapun, selama sepekan terakhir, saham milik Grup Djarum ini mengalami tren peningkatan dengan menguat sebesar 1,86%. Kapitalisasi pasar BBCA pun menembus Rp1.180,36 triliun hingga penutupan perdagangan kemarin.

Saham selanjutnya yang mengalami ATH adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Saham BBRI sempat mencicipi level baru sepanjang sejarah Rp5.850, menembus rekor harga di level Rp5.750, yang pernah disentuh pada 28 dan 29 Desember 2023. Meski demikian, saham BBRI kemudian turun dan parkir di level Rp5.750 pada penutupan perdagangan. Kapitalisasi pasar BBRI tercatat tembus Rp871,46 triliun.

Merujuk laporan Astronacci yang dirilis baru-baru ini, reli harga saham BBRI sendiri terjadi seiring meningkatkan optimisme perekonomian global dan nasional. Tak hanya itu, penguatan saham BBRI juga ditunjang oleh kinerja kinerja keuangan yang cukup apik. Tercatat, total laba bersih hingga akhir triwulan III/2023 mencapai Rp 43,99 triliun. 

Analis Gema Goeyardi juga menyebut reli harga saham BBRI juga terdorong oleh harapan bahwa BRI mampu memberikan rasio pembayaran dividen minimal 70% dari total laba bersih tahun buku 2023 tahun. 

“Kalau kita hitung besar porsinya, BBRI akan membagikan dividen sebesar Rp38,5 triliun yang mana akan disalurkan pada tahun 2023,” ujarnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Jumat (5/1/2024).

Menurut Gema, optimisme tersebut tercermin dari tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,47%. Padahal, kebutuhan risk management perseroan hanya butuh 17,5%. Itu berarti, BBRI mampu mengalokasikan dividen jumbo kepada pemegang saham, lantaran terdapat modal yang berlebih.

Selanjutnya, saham bank jumbo terakhir yang juga menyentuh rekor ATH adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Saham BMRI sempat menyentuh level all time high pada Rp6.475 pada perdagangan Jumat ini (5/1/2024). Saham BMRI ini tersebut melonjak 1,18% dari harga pembukaan di level harga Rp6.350 per saham.

Jika dihitung dari harga penutupan tersebut, saham BMRI telah mengantungi kenaikan 23,6% sejak stock split tahun lalu. Kapitalisasi pasar BMRI juga ikut terdongkrak ke level Rp599,67 triliun.

Sebagi informasi, posisi penutupan perdagangan hari Jumat kemarin menjadi rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high baru bagi BMRI setelah stock split pada April 2023 lalu. Sebelumnya, harga saham BMRI sempat menyentuh ATH pada perdagangan Kamis (4/1) kemarin setelah ditutup pada harga Rp6.350 per lembar saham.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menuturkan kenaikan harga saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa ini menjadi sinyal positif pergerakan pasar modal, seiring optimisme pasar serta menjadi penanda berakhirnya era suku bunga tinggi.

"Kenaikan saham Himbara terutama BMRI turut membuat IHSG berkinerja baik, dibanding bursa regional. Hal positif tersebut menambah kepercayaan investor global untuk masuk ke pasar modal Indonesia," ujar Kiswoyo dalam keterangannya, dikutip Sabtu (6/1/2024).

Sebagai informasi, per November 2023 BMRI kembali melanjutkan kinerja yang positif bahkan melebihi ekspektasi pertumbuhan yang dipasang perseroan. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara bank only per November 2023 telah mencapai 13,65% secara year on year (YoY) menembus Rp1.046,05 triliun.

Pencapaian kredit ini mendorong pertumbuhan aset BMRI secara bank only ke level Rp1.628 triliun, atau naik 8,36% secara tahunan. Dari sisi pendanaan, bank berlogo pita emas ini masih mampu mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,06% secara YoY.

Meski tumbuh satu digit, kenaikan DPK Bank Mandiri didominasi oleh dana murah yakni giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 10,08% dan 7,21% pada November 2023. Hal ini menandakan, biaya dana Bank Mandiri semakin menurun, yang ditandai oleh kenaikan rasio dana murah (current account saving account/CASA) yang telah menyentuh level 79% secara bank only atau naik 191 basis poin (bps).

Laba bersih Bank Mandiri secara bank only di bulan November 2023 juga tercatat sudah mencapai Rp45,06 triliun atau naik signifikan 29,45% dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp34,81 triliun.

IHSG Tergelincir pada Penutupan Perdagangan Akhir Pekan

Sebagai informasi, pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/1/2024), IHSG ditutup melemah tipis 0,12% atau 14,97 poin ke level 7.350,61. Indeks komposit bergerak di rentang 7.350 hingga 7.403 setelah dibuka di posisi 7.360.

Adapun, sebanyak 18,66 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi 1,25 juta kali, alhasil nilai transaksi Rp9,90 triliun. Sebanyak 237 saham menguat, 294 saham melemah dan 236 saham stagnan.

Saham bank-bank jumbo menjadi saham terlaris pada hari ini, misalnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai transaksi Rp815,5 miliar, diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai transaksi Rp777,2 miliar.Saham BBCA naik 1,06% ke level Rp9.575, sedangkan saham BBRI naik 0,88% ke level Rp5.750.

Kemudian, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) laris dengan nilai Rp734,4 miliar, diikuti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan transaksi Rp392,1 miliar.Saham BMRI naik 1,18% ke Rp6.425, sedangkan saham BBNI turun 0,45% ke Rp5.575.

Dari jajaran saham big cap, saham BYAN milik Low Tuck Kwong memimpin dengan kenaikan 1,92% ke level Rp19.900. Diikuti saham AMMN milik Panigoro-Salim naik 0,78% ke level Rp6.475.

Sementara itu, saham milik Prajogo Pangestu, BREN ambles 3,99% ke Rp7.225, diikuti saham TPIA turun 2,97% ke level Rp5.725 per saham.

Dari jajaran saham terboncos alias top losers, saham APEX turun 13,84% ke level Rp193 per saham. Sedangkan saham VTNY turun 12,27% ke posisi Rp193 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper