Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas di pasar global melemah pada akhir perdagangan Rabu (3/1/2024) waktu setempat karena para investor mencerna risalah pertemuan Bank Sentral Federal Reserve terakhir mengenai arah suku bunga acuan.
Emas turun 1% menjadi US$2.036,18 per ounce pukul 14:54. di New York pada perdagangan Rabu setelah sebelumnya tergelincir sebanyak 1,3%. Ini merupakan penurunan harian keempat berturut-turut, menandai penurunan harga beruntun terpanjang sejak Oktober 2023.
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/1/2024), berdasarkan risalah terakhir, para pengambil kebijakan The Fed bulan lalu sepakat bahwa akan mempertahankan sikap restriktif untuk beberapa waktu, sembari mengakui bahwa kebijakan suku bunga mungkin berada pada level puncak dan akan mulai melakukan pemotongan pada 2024.
Emas batangan biasanya memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga yakni semakin rendah suku bunga turun, semakin tinggi kenaikan emas.
Logam sebelumnya mencapai rekor tertingginya pada awal Desember 2023 dan mengakhiri tahun ini dengan kenaikan 13% di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan melonggarkan kebijakan moneternya seiring dengan meredanya inflasi dan melemahnya pasar tenaga kerja. Kebijakan moneter semacam ini akan menguntungkan aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Perubahan di pasar obligasi AS baru-baru ini menunjukkan bahwa para pedagang mengurangi taruhan terhadap penurunan suku bunga. Meskipun mereka masih memperkirakan enam pemotongan pada tahun 2024, mereka sekarang melihat sekitar 70% peluang pemangkasa pada Maret 2024.
Baca Juga
Pada Rabu, data ekonomi AS terbaru menunjukkan ukuran aktivitas pabrik Amerika masih terjebak di wilayah kontraksi selama 14 bulan pada akhir tahun 2023, tertahan oleh pesanan yang lebih lemah.
Di sisi lain, pembukaan lapangan kerja di AS berkurang pada bulan November ke level terendah sejak awal tahun 2021, menambah bukti berkurangnya permintaan tenaga kerja.
Imbal hasil (yield) obligasi AS dan dolar semula terdorong lebih rendah sebagai respons terhadap data ekonomi terbaru dan kemudian rebound, sehingga harga emas batangan berada di bawah tekanan.
Presiden Bank Sentral Richmond Thomas Barkin mengatakan kemungkinan terjadinya soft landing atau perlambatan pertumbuhan ekonomi bagi perekonomian AS, namun masih belum pasti, dan menegaskan kembali kemungkinan berlanjutnya pengetatan moneter.