Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melalui anak usahanya PT Barito Wind Energy (Barito Wind/ BWE) mengakuisisi tiga aset pembangit listrik tenaga bayu/ angin (PLTB).
Direktur BREN Merly menyampaikan Barito Renewables melalui Barito Wind Energy dan ACEN HK yang merupakan anak usaha dari ACEN Renewables International per hari ini, Rabu (3/1/2024) telah menyelesaikan proses transaksi untuk akuisisi aset-aset late-stage development pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok
"Ketiga aset ini memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 320 MW," kata Merly dalam keterbukaan informasi, Rabu (3/1/2024).
Pada Rabu (3/1/2024), BWE telah melakukan penyelesaian pengambilalihan atas 19.364 lembar saham atau 51% saham PT UPC Sukabumi Bayu Energi dari UPC Renewables Asia IV Ltd. dan UP Sukabumi (HK) Ltd.
Harga pembelian US$1.559.910,22 (US$1,55 juta), serta penerimaan novasi sebagian piutang atas development loan participaciton untuk PT UPC Sukabumi Bayu Energi sejumlah US$312.300,05 dari UPC Renewables Indonesia dan US$2.183.579,56 (US$2,18 juta) dari UPC Renewables Ltd.
BWE juga melakukan pengambilalihan 10.200 saham atau 51% dari saham PT Lombok Timur Bayu Energi dari UPC Renewables Asia VIII Ltd., dan UPC Lombok (HK) Ltd., selaku penjual.
Baca Juga
Harga pembelian US$3.122.307,94 (US$3,12 juta), serta penerimaan novasi sebagian piutang atas development loan participation untuk PT Lombok Timur Bayu Energi sejumlah US$80.965,53 dari UPC Renewables Indonesia dan UPC Renewables Ltd.
"Tujun pengambilalhan saham PT UPC Sukabumi Bayu Energi dan PT Lombok Timur Bayu Energi adalah memperkuat pengembangan usaha dan binis Grup BREN di bidang energi terbarukan," paparnya.
Pengambilalihan ini merupakan tindak lanjut perjanjian pada 15 Desember 2023 lalu. Saat itu, Barito Wind bersama ACEN Investment HK Limited mengumumkan penandatanganan perjanjian jual beli (SPA) dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings.
CEO Barito Renewables Hendra Tan mengatakan dalam ketentuan perjanjian, Barito Wind akan memiliki 51% dari tiga aset pengembangan, sementara ACEN HK akan memiliki sisanya 49%. Tiga aset pengembangan angin tahap akhir ini, dengan kapasitas potensial gabungan sebesar 320 MW, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok, Indonesia.
“Selanjutnya, Barito Wind dan ACEN sedang dalam pembicaraan untuk membentuk kemitraan jangka panjang guna berkolaborasi pada proyek energi angin tambahan di Indonesia di luar tiga aset pengembangan angin tahap akhir tersebut,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/12/2023).
Hendra Tan mengklaim investasi BREN di Sidrap 2, Sukabumi, dan Lombok, bersama ACEN menempatkan BREN pada posisi terbaik untuk mengakses potensi energi angin Indonesia yang luas dan berkontribusi pada lanskap energi terbarukan negara.
ACEN dan Barito memiliki inisiatif dekarbonisasi yang sama untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan, sejalan dengan tujuan nol emisi negara tersebut.
BREN melalui anak perusahaannya Star Energy, juga menjadi mitra ACEN dalam pembangunan Pembangkit Listrik Geotermal Salak dan Darajat sebesar 663 MW di Jawa Barat, Indonesia.
CEO ACEN International Patrice Clausse menyatakan Indonesia merupakan langkah pertama di luar Filipina, menunjukkan pentingnya strategisnya dalam kisah pertumbuhan ACEN.
“Sebagai pemain utama dalam sektor energi terbarukan, kesepakatan signifikan ini dengan Barito Renewables dan UPC Renewables mencatat tonggak lain dalam perjalanan kami. Akuisisi potensial ini sejalan dengan sempurna dengan strategi pertumbuhan kami, khususnya dalam memperluas jejak energi angin kami di kawasan Asia Pasifik,” jelasnya.