Bisnis.com, JAKARTA – Program susu dan makan siang gratis, yang tertuang dalam janji kampanye calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka, diperkirakan menjadi katalis positif bagi emiten susu, seperti ULTJ, CMRY, dan ROTI.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta meyakini bahwa euforia pemilihan umum atau pemilu memiliki dampak besar secara umum, serta bagi emiten-emiten yang memang bersinggungan dengan pesta demokrasi tersebut.
Oleh karena itu, dia menilai program susu gratis yang diusung Gibran akan menjadi katalis positif bagi saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) atau Cimory, dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) atau Sari Roti.
“Hal ini tidak terlepas dari komitmen cawapres nomor dua terkait dengan kampanye politiknya dalam rangka membagi susu gratis untuk mencegah stunting pada balita. Jadi, itu merupakan hal yang patut diapresiasi,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/1/2024).
Nafan saat ini merekomendasikan hold untuk ketiga saham tersebut. Menurutnya, untuk saham ULTJ terjadi breakdown dan menguji support di 1.445. Adapun saham CMRY mulai terjadi bullish consolidation dengan uji resistansi terdekat di level 4.250.
“ROTI saat ini masih dalam fase bearish consolidation dengan uji support terdekat di level 1.125 sehingga rekomendasi ketiganya untuk saat ini hold,” kata Nafan.
Baca Juga
Dari sisi fundamental, dia melihat kinerja ULTJ dan CMRY masih cukup menjanjikan dengan catatan kenaikan laba bersih hingga digit ganda alias double digit pada kuartal III/2023. Di sisi lain, ROTI membukukan penurunan laba bersih.
Menyitir laporan keuangan masing-masing perusahaan, ULTJ sepanjang periode Januari-September 2023 membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp939 miliar atau naik 12,50% year-on-year (YoY).
Kenaikan laba didorong oleh kinerja penjualan ULTJ yang mencapai Rp6,11 triliun hingga kuartal III/2023. Capaian ini tumbuh 7,75% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perinciannya, emiten yang terkenal dengan produk Ultra Milk tersebut mencatatkan penjualan segmen minuman sebesar Rp6,71 triliun termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Nilai itu meningkat dari tahun lalu yang membukukan Rp6,2 triliun.
Sementara itu, CMRY mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp966,6 miliar. Perolehan tersebut mencerminkan pertumbuhan 10,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selaras dengan kenaikan laba, emiten dengan produk Cimory tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp5,74 triliun atau terkerek 20,70% secara tahunan.
Adapun ROTI membukukan pendapatan sebesar Rp2,83 triliun hingga akhir September 2023. Perolehan tersebut mengalami penurunan 0,87% YoY. Saat bersamaan, laba periode berjalan turun 12,56% YoY menuju posisi Rp229,93 miliar.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat konsumsi susu per kapita Indonesia mencapai 16,27 kilogram per kapita per tahun. Tingkat konsumsi susu orang Indonesia masih di bawah rata-rata negara di Asia Tenggara lainnya.
Produksi susu dalam negeri juga masih jauh di bawah kebutuhan susu tahunan. Pada 2022, produksi susu segar nasional baru mencapai 968.980 ton, padahal kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton. Alhasil pemenuhan kebutuhan susu nasional disuplai impor.
Gibran mengatakan program susu dan makan siang gratis bertujuan menekan stunting dan menggerakan roda ekonomi daerah hingga bekal menyiapkan generasi emas untuk Indonesia 2045. Anggaran untuk program ini diestimasikan mencapai Rp400 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.