Bisnis.com, JAKARTA — Periode pemilihan umum yang bakal berlangsung 2024 mendatang membangkitkan pertanyaan terkait prospek kinerja instrumen investasi dalam negeri, khususnya aset saham dan surat utang. Lantas, instrumen mana yang potensial memberikan return tertinggi?
Sentimen utama yang sudah dapat diprediksi bakal mewarnai dinamika pasar tahun 2024 mendatang adalah pemilu dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Kedua sentimen ini secara umum cenderung positif terhadap pasar.
Saat ini pun, baik instrumen saham maupun obligasi terlihat cenderung menguat. Hari ini, Kamis (28/12/2023), sehari menjelang hari terakhir perdagangan tahun 2023, IHSG terlihat kembali memecahkan rekor dengan sempat menyentuh level 7.304,68 pada perdagangan sesi II intraday.
Sementara itu, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun terlihat makin melandai, sekitar 6,565% menurut data worldgovernmentbonds.com. Besaran yield ini terus menurun dari posisi puncaknya tahun ini yang sempat menyentuh level 7,3% pada 23 Oktober 2023 lalu.
Berita tentang strategi investasi menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Jumat (29/12/2023). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:
Baca Juga
Investasi Jumbo Terus Membayangi Blok Masela
Seperti tak ada habisnya, proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Abadi Blok Masela masih saja diselimuti awan kelabu. Kendati satu per satu persoalan sudah mulai terurai, muncul lagi permasalahan lainnya.
Kini, salah satu proyek strategis nasional itu kembali dibayangi investasi jumbo, padahal sebelumnya kebutuhan pendanaan untuk pengembangan Blok Masela diproyeksikan sudah menembus Rp535,96 triliun.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bahkan menggambarkan investasi proyek LNG Abadi Blok Masela tiga kali lipat lebih besar dari nilai investasi kereta cepat Jakarta—Bandung.
Di sisi lain, pengembangan (plan of development/PoD) proyek LNG Abadi Blok Masela yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman 400—800 meter itu paling diharapkan segera berjalan, mengingat banyaknya manfaat yang akan didapatkan Indonesia dari pengembangan ladang gas tersebut.
Indeks Kepercayaan Industri Terkontraksi pada Desember
Optimisme pelaku industri terhadap kondisi ekonomi pada Desember menurun lantaran pesanan domestik dan luar negeri yang juga ikut melandai.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2023 menyentuh angka 51,32 atau melambat 1,11 poin dari November 2023 dengan angka 52,43.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan meski terjadi perlambatan, angka IKI Desember 2023 lebih tinggi dari IKI Desember 2022 lalu seebsar 50,90. Terlebih, angka IKI Desember 2023 masih menunjukan level ekspansi.
"Share subsektor IKI yang mengalami ekspansi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II sebesar 86,3%," kata Febri dalam konferensi pers Rilis IKI Desember 2023 di Bali, Kamis (28/12/2023).
Strategi Investasi Tahun Pemilu, Pilih Saham atau Obligasi?
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Eri Kusnadi, menjelaskan bahwa investor asing di SUN biasanya mementingkan faktor stabilitas makro dan akan membandingkan imbal hasil Indonesia dengan aset safe haven seperti di AS.
Sementara itu, investor saham asing lebih menitikberatkan pada prospek pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada laba perusahaan.
"Fenomena dua tahun terakhir bunga di AS tinggi dan yield US treasury juga tinggi. Jadi, menjadi kurang menarik untuk investor asing berinvestasi di SUN negara berkembang. Namun, karena cukup baiknya makro kita, asing tetap net buy SUN pada 2023 setelah net sell 2020-2022," kata Eri kepada Bisnis.
Sementara itu, lanjut Eri, dana investor asing cukup deras mengalir ke pasar saham Indonesia sejak kuartal IV/2021 hingga kuartal III/2022. Hal tersebut karena pemulihan ekonomi pascacovid yang dianggap sangat baik.
Mempertegas Keselamatan Dunia Transportasi Tekan Kecelakaan
Di penghujung 2023, dunia transportasi masih memiliki sejumlah catatan kecelakaan. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memaparkan peningkatan kecelakaan pada sektor transportasi mencapai 6,8% atau menjadi 116.000 kasus pada 2023.
Di sisi lain, angka kematian atau fatalitas turun hampir 6,5% seiring dengan penanganan pascakecelakaan yang semakin baik.
Berdasarkan wilayah, MTI mencatat jumlah kecelakaan paling tinggi terjadi di wilayah Jawa Timur yang mencapai 25.000 kasus atau 21,5% dari total seluruh kecelakaan transportasi.
Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi MTI Rivan A. Purwantono mengatakan dalam peningkatan kecelakaan masih didominasi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. Total kecelakaan di Jawa Tengah pada 2023 tercatat sebanyak 23.000 kasus, Jawa Barat mencapai 10.7000 kasus, dan DKI Jakarta mencapai 4.800 kasus.
Pro Kontra Proyek Tol Terowongan Bawah Laut IKN Nusantara
Rencana pembangunan proyek terowongan bawah laut yang akan menjadi tol dari Balikpapan menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur menuai sejumlah polemik.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan proyek terowongan bawah laut perdana di Indonesia yang akan dibangun di IKN Nusantara dengan nilai mencapai Rp10 triliun berpotensi dapat merusak ekosistem lingkungan. Meski demikian, berdasarkan kajian, proyek ini dinilai menjadi yang paling minim berdampak pada ekosistem laut di sekitar Teluk Balikpapan.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Pungky Widiaryanto mengatakan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di IKN memang memantik dilematika. Namun, dia lagi-lagi memastikan bahwa pemerintah telah melakukan studi serta meminimalisir dampak negatif dari setiap proyek yang ada.
Pada awalnya, pemerintah berencana hendak membangun jembatan yang mampu menghubungkan antara Balikpapan dengan IKN melalui Teluk Balikpapan di mana jika ditilik dari segi biaya, pembangunan jembatan tersebut memang dinilai jauh lebih ekonomis. Akan tetapi, proyek tersebut disinyalir akan merusak lingkungan, khususnya habitat satwa pesut dan beberapa spesies lainnya.