Bisnis.com, JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik kerja sama dengan lembaga kliring dan kustodian Eropa hingga Amerika Serikat (AS). Sebelumnya KSEI juga sudah meneken MoU kerja sama dengan Vietnam Securities Depository and Clearing Corporation (VSDC) pada 18 Oktober 2023.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan pihaknya ingin memperluas kerja sama dengan Central Securities Depositories (CSD) di berbagai negara untuk meningkatkan kontribusi bagi pengembangan pasar modal Indonesia.
"Jadi ini merupakan sesuatu yang saya kira akan dibangun terus secara secara kelembagaan, KSEI membangun kerja sama dan networking dengan teman-teman di Asia. Kami juga menjajaki kerja sama dengan negara-negara di Eropa maupun Amerika," ujar Samsul di Jakarta pada Rabu, (27/12/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, KSEI terus memantau perkembangan yang terjadi di pasar global. Misalnya, di Amerika dan Kanada akan menerapkan sistem penyelesaian transaksi atau settlement dari sebelumnya dua hari kerja (T+2) menjadi satu hari kerja (T+1) pada tahun depan.
"Amerika dan Kanada per Mei 2024 nanti mereka sudah akan berubah dari T+2 menjadi T+1, itu sudah direncanakan. Kalau kita di Indonesia masih T+2, nah sampai saat ini memang kita belum belum juga mengarah ke arah sana," kata dia.
Sebagai informasi, penandatanganan MoU antara KSEI dengan CSD negara lain sudah dimulai sejak 2000, yaitu bersama The Central Depository (Pte) Limited (Singapore) pada 2000, kemudian diikuti dengan Thailand Securities Depository Company Limited pada 2009, Japan Securities Depository Center, Inc pada 2009.
Baca Juga
Selanjutnya, KSEI juga bekerja sama dengan Korea Securities Depository pada 2012 dan 2014, Central Securities Depository of Iran pada 2013, Taiwan Depository & Clearing Corporation pada 2016, serta Markezi Kayit Kurulusu Turki pada 2017.
Adapun, KSEI menargetkan pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia tembus hingga 15 juta investor pada 2024 mendatang. KSEI membidik pertumbuhan jumlah investor sebesar 2,5 juta investor per tahun. Sementara itu, per 20 Desember 2023 KSEI sudah mencatatkan sebanyak 12,13 juta investor di pasar modal.
"Jadi kalau sekarang jumlah investor 12,13 juta, ya targetnya di tahun 2024 mudah-mudahan bisa tercapai di angka sekitar 14,5 juta sampai 15 juta," ujar Samsul.
Hal itu, lanjutnya, sejalan dengan peta jalan atau roadmap pasar modal Indonesia tahun 2023 – 2027 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor pasar modal di Tanah Air ditargetkan mencapai angka 20 juta hingga tahun 2027.
Adapun, jumlah investor per 20 Desember 2023 sebanyak 12,13 juta itu naik 17,6% secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2022 sebanyak 10,31 juta investor.