Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten BUMD DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) berencana melebarkan sayapnya dengan menjadi pengembang lahan mulai 2024. Untuk proyek tersebut, PJAA menargetkan belanja modal Rp2 triliun.
Target belanja modal atau capital expenditure (Capex) tersebut melesat dari target capex tahun ini yang hanya Rp251 miliar.
Direktur Utama PJAA, Winarto menyebutkan bisnis Ancol ada dua, pertama recurring income dengan mengelola kawasan rekreasi ini seluas kurang lebih 160 hektare. Lalu yang kedua adalah pengembangan properti.
Pada 2023, Ancol sudah bisa mulai kembali bangkit dari kondisi terpuruk saat pandemi dan mencatatkan kinerja positif. Namun, menurut Winarto, pertumbuhan kinerja tersebut baru separuh dari yang ditargetkan.
"Terkait dengan Ancol, sekarang ini baru berjalan separuh dari kinerja kita relatif jadi lebih baik, bagaimana kalau di gaspol, pasti akan lebih baik lagi. Oleh karena itu, ke depan, 2024 termasuk, kita akan melakukan pengembangan dalam konteks menjadi land developer," ujarnya.
PJAA rencananya akan melakukan perluasan kawasan, kata Winarto, didukung oleh pemerintah yang sudah mengatur semua dengan jelas dan lebih baik.
Baca Juga
"Reklamasi sudah tidak ada yang alergi lagi, Pemerintah mengatur secara jelas hak, kewajiban, dan perizinan, sehingga memungkinkan kita sebagai korproasi melakukan pekerjaan pengembangan lebih besar, dan aman itu kita akan mulai tahun depan," imbuhnya.
Untuk proyek pengembangan lahan tersebut, PJAA akan memerlukan dana sekitar Rp2 triliun tahun depan. Dana tersebut akan dipersiapkan secara bertahap, bersumber dari kantong sendiri atau dengan membuka kemitraan.
"Nanti kami ikuti investor forum, dan roadshow untuk menawarkan kerja sama," jelasnya.
Sepanjang tahun ini sampai November 2023, PJAA mencetak kinerja positif dengan pendapatan mencapai Rp1,12 triliun, naik 36 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan pendapatan sejalan dengan kenaikan jumlah pengunjung yang melonjak dari 7,8 juta orang sampai dengan November 2022 menjadi 9,86 juta orang sampai dengan November 2023.
Adapun, laba sampai dengan November 2023 mencapai Rp198,6 miliar atau melonjak 44 persen dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun lalu.