Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan restrukturisasi BUMN Karya dapat rampung dalam 2-3 tahun ke depan.
Erick Thohir mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah opsi untuk memulihkan BUMN Karya, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).
Salah satu upaya tersebut adalah restrukturisasi. Menurut Erick, proses restrukturisasi BUMN Karya membutuhkan waktu antara 2–3 tahun dengan opsi yang berbeda. Dengan demikian, emiten tersebut dapat kembali sehat dan menerapkan tata kelola perusahaan secara baik.
“Kami sangat bertanggung jawab walaupun hal yang terjadi sebelumnya banyak tidak mengikuti good corporate governance [GCG] dalam kepemimpinan sebelumnya,” kata Erick, Selasa (19/12/2023).
Dari sisi kinerja hingga kuartal III/2023, tercatat ada dua perusahaan BUMN Karya yang masih mencatatkan rugi. Kedua perusahaan tersebut adalah Waskita dan Wijaya Karya.
WIKA menjadi emiten konstruksi BUMN yang paling akhir merilis kinerja sepanjang Januari-September 2023. Realisasinya, perseroan merugi Rp5,84 triliun pada kuartal III/2023.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan WIKA, rugi tersebut mengalami pembengkakan hingga 209 kali lipat dibandingkan rugi tahun sebelumnya yang sebesar Rp27,96 miliar.
Padahal, pendapatan bersih Wijaya Karya sepanjang periode Januari–September 2023 masih tumbuh 17,88% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp15,07 triliun.
Di sisi lain, Waskita membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp2,83 triliun. Berbalik dari laba yang diraih pada kuartal III/2022 yakni Rp425,29 juta.
Sepanjang periode Januari-September 2023, Waskita tercatat meraih pendapatan sebesar Rp7,81 triliun atau turun 24,14% YoY dari posisi sebelumnya sebesar Rp10,3 triliun.
Berbeda nasib dengan Waskita dan WIKA, ADHI serta PTPP tercatat mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sampai dengan kuartal III/2023.
ADHI, misalnya, mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,53 miliar, tumbuh 11,94% YoY. Meski demikian, laba per saham turun dari level Rp5,9 menuju Rp2,8 per lembar.
Pertumbuhan laba bersih Adhi Karya didorong oleh capaian pendapatan yang tumbuh 25,36% YoY menjadi Rp11,44 triliun. Hal ini didorong oleh pendapatan dari segmen teknik dan konstruksi yang tercatat mencapai Rp9,44 triliun atau meningkat 27,96% YoY.
Sementara itu, PTPP mencetak laba bersih sebesar Rp239,72 miliar pada kuartal III/2023, naik 70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp141,02 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTPP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp12,22 triliun. Jumlah ini melemah 9,18 secara tahunan.
Turunnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh melemahnya segmen jasa konstruksi, yang sepanjang Januari-September 2023, meraup Rp9,92 triliun atau turun 8,19% YoY.
Vendor BUMN Karya
Erick juga menyatakan salah satu upaya yang akan dilakukan Kementerian BUMN adalah memastikan pendanaan dari perbankan tidak lagi menyasar perusahaan, melainkan langsung ke proyek yang digarap. Hal ini bertujuan agar pembayaran kepada vendor tidak berbelit.
“Pendanaan dari perbankan kita tidak mau lagi ke holdingnya tetapi langsung ke proyeknya, supaya tadi pembayaran vendor tidak memutar-mutar. Vendor ada dari 2016 [tidak dibayar] kan zalim,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurutnya, BUMN sebagai benteng ekonomi nasional tidak seharusnya menyulitkan vendor dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, upaya bersih-bersih akan terus dilakukan oleh Kementerian BUMN ke depan.
“Masa nyusahin rakyat, nyusahin UMKM. Vendor bertahun-tahun [belum dibayar] nah itu yang kami akalin sekarang tidak mau lagi, langsung masuk ke asetnya,” kata Erick.