Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir meyakini laba bersih dari perusahaan pelat merah dapat mencapai Rp250 triliun sepanjang 2023. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan realisasi laba tahun 2022 yakni Rp309 triliun.
Erick menyatakan bahwa turunnya perkiraan laba bersih tersebut seiring dengan melemahnya harga komoditas sepanjang tahun ini. Selain itu, kontribusi laba pada tahun lalu, juga didorong dari laba hasil restrukturisasi Garuda Indonesia.
“Terlepas dari tekanan harga komoditas, total profit tidak bisa dibandingkan dengan 2022 karena Rp50 triliun [laba dari] restrukturisasi Garuda. Jadi, tahun ini di Rp250-an triliun mestinya dapat,” ujar Erick di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Erick menyatakan untuk mengoptimalisasi pencapaian laba tahun ini, Kementerian BUMN akan mendorong perusahaan pelat merah melakukan efisiensi terhadap belanja operasional. Selain itu, sumber laba juga diharapkan dari holding dan subholding BUMN.
Sementara itu, dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, laba bersih perusahaan pelat merah hingga semester I/2023 telah mencapai Rp183,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 12,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perolehan laba bersih ini bersumber dari peningkatan pendapatan usaha BUMN yang mencapai Rp1.389 triliun pada semester I/2023, naik 2,2% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Baca Juga
Kontribusi BUMN terhadap perekonomian juga meningkat. Tecermin dari belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN pada paruh pertama 2023 mencapai Rp118,6 triliun atau naik 47,3% jika dibandingkan dengan semester I/2022 sebesar Rp80,55 triliun.
Di sisi lain, kinerja laba BUMN juga terus tumbuh. Pada 2022, laba tercatat mencapai Rp309 triliun atau naik 147,8% dari 2021 yang sebesar Rp124,71 triliun. Capaian kini menjadi tertinggi sejak 2019 yang membukukan laba bersih Rp124,99 triliun dan Rp13,29 triliun pada 2020.