Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Film 'Di Ambang Kematian' Menyengat Laba Multivision (RAAM)

PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) meyakini laba bersih tembus Rp100 miliar pada 2023 karena tersengat film Di Ambang Kematian yang tembus 3,3 juta penonton.
Raam Punjabi (tengah)/Istimewa
Raam Punjabi (tengah)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Film horor bertajuk Di Ambang Kematian, yang dirilis emiten milik Raam Punjabi PT Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM), diyakini akan menyengat laba bersih perusahaan dengan perkiraan tembus Rp100 miliar sepanjang 2023.

Corporate Secretary RAAM Sugiri mengatakan film yang rilis akhir September 2023 ini akan mengerek laba bersih perusahaan yang telah mencapai Rp51 miliar hingga kuartal III/2023.

“Dengan rilisnya film horor ‘Di Ambang Kematian’ yang sudah tembus lebih dari 3,3 juta penonton, perseroan optimistis bahwa untuk tahun buku 2023 perseroan akan meraih laba bersih sebesar Rp100 miliar,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Senin (18/12/2023).

Menurut Sugiri, penjualan film tidak hanya bersumber dari penayangan di bioskop tetapi juga melalui platform digital. Oleh karena itu, hak cipta dapat dimonetisasi melalui platform over-the-top (OTT) ketika film sudah tidak ditayangkan di bioskop.

“Ini terlihat dari pemasukan digital menyumbang penerimaan yang signifikan sekitar 15% dari total pemasukan sepanjang sembilan bulan pertama 2023,” pungkasnya.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, RAAM mengantongi pendapatan sebesar Rp231,06 miliar, tumbuh 1,82% dibandingkan dengan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp226,94 miliar.

Kontributor pendapatan tertinggi adalah sinetron yang meraih Rp109,45 miliar, naik 25,86% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kontribusi tersebut diikuti oleh film sebesar Rp50 miliar dan digital sebanyak Rp34,80 miliar.

Penyumbang pendapatan RAAM lainnya adalah tiket serta makanan dan minuman (F&B) yang masing-masing berkontribusi sebesar Rp27,67 miliar dan Rp9,02 miliar.

Lewat kinerja tersebut, RAAM baru-baru ini juga menorehkan capaian baru dengan masuk indeks The Financial Times Stock Exchange (FTSE) untuk kategori microcap. Menurut Sugiri, hal ini tidak terlepas dari prospek perseroan yang diyakini tumbuh positif ke depan.

Sebelumnya, Direktur Keuangan RAAM Vikas Chand Sharma mengatakan salah satu strategi perseroan pada akhir 2023 dan tahun 2024 adalah fokus menghasilkan konten berkualitas dan menarik. RAAM rencananya juga memproduksi 13 film pada 2024.

Selain menggenjot produksi film, perseroan juga berencana menggarap layanan OTT setelah mengambil alih 35% saham DMS+ yakni platform konten horor eksklusif.

“Perseroan telah mengakuisisi 35% saham DMS+ yang merupakan platform OTT khusus untuk konten horor eksklusif. Melalui DMS+ perseroan mulai menekuni segmen OTT,” ujar Vikas.

Dia menambahkan bahwa RAAM, melalui anak perusahaannya yaitu Platinum Cinema, berencana membangun 3 lokasi bioskop baru pada Desember 2023 dan 5 lokasi pada 2023. Hal ini ditempuh untuk meningkatkan pangsa pasar perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper