Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Prajogo Pangestu Menambah Cuan dari Aksi Akuisisi Petrindo & BREN

Prajogo Pangestu terus berupaya menambah kekayaannya melalui serangkaian aksi akuisisi yang tengah dilakukan oleh Petrindo (CUAN) dan Barito Renewables (BREN)
Arlina Laras,Artha Adventy
Arlina Laras & Artha Adventy - Bisnis.com
Sabtu, 16 Desember 2023 | 10:20
prajogo pangestu/baritopacific
prajogo pangestu/baritopacific

Bisnis.com, JAKARTA — Prajogo Pangestu melalui perusahaan yang di nahkodainya yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) tengah gencar-gencarnya berekspansi. Paling anyar, BREN melalui anak usahanya PT Barito Wind Energy (Barito Wind) mengakuisisi aset proyek pengembangan energi angin tahap akhir di Indonesia.

Barito Wind bersama ACEN Investment HK Limited mengumumkan penandatanganan perjanjian jual beli (SPA) dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings.

CEO Barito Renewables Hendra Tan mengatakan dalam ketentuan perjanjian, Barito Wind akan memiliki 51% dari tiga aset pengembangan, sementara ACEN HK akan memiliki sisanya 49%. Tiga aset pengembangan angin tahap akhir ini, dengan kapasitas potensial gabungan sebesar 320 MW, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok, Indonesia.

“Selanjutnya, Barito Wind dan ACEN sedang dalam pembicaraan untuk membentuk kemitraan jangka panjang guna berkolaborasi pada proyek energi angin tambahan di Indonesia di luar tiga aset pengembangan angin tahap akhir tersebut,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/12/2023). 

Hendra Tan mengklaim investasi BREN di Sidrap 2, Sukabumi, dan Lombok, bersama ACEN menempatkan BREN pada posisi terbaik untuk mengakses potensi energi angin Indonesia yang luas dan berkontribusi pada lanskap energi terbarukan negara. 

ACEN dan Barito memiliki inisiatif dekarbonisasi yang sama untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan, sejalan dengan tujuan nol emisi negara tersebut.

BREN melalui anak perusahaannya Star Energy, juga menjadi mitra ACEN dalam pembangunan Pembangkit Listrik Geotermal Salak dan Darajat sebesar 663 MW di Jawa Barat, Indonesia.

Di saat bersamaan, Petrindo Jaya Kreasi juga mengumumkan rencana akuisisi 3 perusahaan tambang yakni, PT Multi Tambangjaya Utama, PT Borneo Bangun Banua Bestari dan PT Borneo Bangun Banua.

Untuk memuluskan rencananya tersebut, Petrindo Jaya Kreasi menarik pinjaman dari Bank Mandiri (BMRI),Bank Central Asia (BBCA) dan Bank BNI (BBNI) senilai total Rp3,5 triliun.

Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael mengungkapkan perseroan bersama dengan entitas anak yaitu PT Mareta Persada dan kreditur telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit senilai Rp3,5 triliun. Penandatanganan perjanjian kredit ini dilakukan pada 14 Desember 2023.

Pinjaman berdasarkan Perjanjian Kredit Sindikasi tersebut akan jatuh tempo dalam waktu selambat-lambatnya 72 bulan setelah ditandatanganinya Perjanjian Kredit Sindikasi.

Seluruh pinjaman yang diperoleh CUAN ini, kata Michael akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan Perseroan secara umum dan membiayai akuisisi perusahaan-perusahaan tambang.

“Pinjaman dari Kreditur tersebut menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan Perseroan, dan sekaligus juga akan membantu Perseroan dalam membiayai pengembangan usaha dan kegiatan usahanya secara berkelanjutan,” tulis manajemen CUAN yang dikutip, Jumat (15/12/2023).

Gesitnya manuver akuisi BREN dan CUAN juga membuat pelaku pasar mengapresiasi harga sahamnya, yang pada akhirnya menambah pundi-pundi kekayaan Prajogo Pangestu.

Melansir rilis daftar orang terkaya versi Forbes, Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya kedua RI dengan lonjakan kekayaan dari sebelumnya US$5,1 miliar tahun lalu menjadi US$43,7 miliar.Prajogo naik lima tingkat orang terkaya RI untuk pertama kalinya.

“Pangestu meraih keuntungan besar dari pencatatan dua perusahaannya—produsen energi panas bumi Barito Renewables Energy dan penambang batu bara Petrindo Jaya Kreasi,” seperti dikutip, Kamis (7/12/2023).

BREN dan CUAN menambah daftar emiten koleksi Prajogo yang melantai di Bursa Efek Indonesia. CUAN resmi melantai di BEI pada 8 Maret 2023 dengan harga 220 per saham.

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/12/2023) saham CUAN parkir di level Rp12.800 per saham. Artinya secara akumulasi, CUAN telah naik 5.718,18% sejak melantai di Bursa.

Dengan kepemilikan Prajogo sebesar 9,56 miliar saham maka unrealized profit lebih dari Rp119,51 triliun. Selanjutnya BREN yang melantai di Bursa pada 9 Oktober 2023 dengan harga Rp780 per saham.

Per Jumat (15/12) saham BREN telah naik ke posisi Rp7.400 per saham. Alhasil sejak melantai di Bursa maka BREN telah naik 848,72% dari harga IPO.

Meskipun baru melantai di bursa, BREN sudah memberikan ancang-ancang aksi korporasi yang dilakukan termasuk rencana akuisisi atas perusahaan energi baru terbarukan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

BREN juga mengumumkan Proyek Salak Binary milik anak usaha Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) menargetkan commercial operation date (COD) akhir 2023. Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15 megawatt (gross) sudah mencapai milestone penting yaitu mechanical completion dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen.

Selain melaporkan perkembangan Proyek Salak Binary, BREN melaporkan penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang sudah beroperasi saat ini dengan melakukan proyek retrofit menggunakan teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper