Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memutuskan untuk mengerem tren kebijakan suku bunga tinggi setelah melihat data-data internal Amerika Serikat (AS).
The Fed menahan suku bunga pada Kamis dini hari (14/12/2023). Kepala bank sentral AS Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter yang bersejarah kemungkinan besar akan berakhir dan diskusi mengenai pemotongan suku bunga mulai terlihat.
Pernyataan Powell, yang disampaikan dalam konferensi pers setelah berakhirnya pertemuan kebijakan terakhir bank sentral tahun ini, sejalan dengan proyeksi dari 19 pembuat kebijakan yang hampir sepakat bahwa biaya pinjaman akan turun pada tahun 2024, banyak di antaranya dengan selisih yang besar.
“Anda lihat bahwa masyarakat tidak menuliskan rencana kenaikan suku bunga. Kami berpikir bahwa kami telah melakukan cukup banyak hal,” kata Powell.
Meskipun para pengambil kebijakan The Fed tidak ingin menunda kenaikan suku bunga lagi, hal ini bukan lagi problematika bank sentral. Sebab waktu penurunan suku bunga merupakan pertanyaan berikutnya yang kini dipikirkan dan dibicarakan orang dengan perkiraan umum bahwa pertemuan di masa depan akan menampilkan diskusi seperti itu.
“Sementara komite mempertahankan opsi kenaikan suku bunga tambahan, pesan dari The Fed cukup jelas siklus kenaikan suku bunga akan berakhir kecuali ada kejutan yang signifikan, dan risiko penurunan suku bunga lebih besar dibandingkan suku bunga kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan,” jelas Eric Winograd, Ekonomi Senior, Alliancebernstein, New York City dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Menurutnya The Fed untuk pertama kalinya membuka pintu bagi penurunan suku bunga sesuai perkiraan yang masuk akal dan hal ini signifikan.
Sementara itu, Blair Shwedo, Kepala Penjualan Dan Perdagangan As, Bank As mengatakan pernyataan dan perkiraan FOMC cukup dovish dan tampaknya merupakan perkiraan pasar selama beberapa minggu terakhir. Proyeksi The Fed menegaskan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada tahun 2024.
“Ini akan menjadi lingkungan yang sangat baik bagi penerbitan obligasi korporasi karena kombinasi kekuatan Treasury dan pengetatan selisih kredit telah menyebabkan penurunan imbal hasil investment grade sebesar 100 basis poin sejak awal November.”
Ellen Hazen, Ketua Strategis Pasar, Manajemen Investasi F.L.Putnam menambahkan The Fed sangat dovish. Sebab mengisyaratkan mungkin tidak akan ada penguatan tahun depan, padahal sebelumnya mereka sudah mengkomunikasikan kemungkinan akan ada penguatan tahun depan.
“Yang paling penting jika Anda melihat proyeksi suku bunga dana federal, mereka menurunkannya sebesar 50 (basis poin) pada tahun depan. Jadi mereka mencari dua pemotongan untuk tahun depan, sekarang mereka mencari empat pemotongan,” tegasnya.
Mereka mengaitkan hal ini dengan melambatnya pertumbuhan aktivitas ekonomi dan itulah yang membenarkan sikap yang lebih dovish ini. Menurutnya mereka pada dasarnya mengomunikasikan disinflasi yang sempurna.