Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham berkapitalisasi pasar besar diperkirakan masih akan menggerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun. Lantas, apakah hal ini akan membuat window dressing terjadi di akhir tahun?
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Changkun Shin menuturkan pihaknya melihat aksi window dressing dapat terjadi di akhir tahun ini. Menurutnya, salah satu pendorong dari aksi window dressing ini adalah harga beberapa saham big cap yang secara valuasi sudah terdiskon.
Selain dorongan dari emiten big cap, menurutnya sentimen eksternal seperti inflasi Amerika Serikat yang berada dalam tren penurunan juga dapat menjadi kabar baik bagi IHSG.
"Sikap dovish the Fed berpeluang menurunkan suku bunga atau minimal tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga dalam mengatasi masalah inflasi," kata Shin, Selasa (12/12/2023).
Shin memandang beberapa saham big caps dapat dicermati investor seperti BBRI dengan target harga Rp6.000, BBNI dengan target harga atau target price (TP) Rp7.300, dan TLKM dengan TP Rp3.960.
Sementara itu, Analis HP Sekuritas Jono Sjafei menuturkan terdapat potensi window dressing yang terjadi di tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi yang seharusnya lebih baik dari tahun lalu.
Baca Juga
"Tetapi memang masih ada tantangan dari kenaikan harga bahan pokok, harga minyak mentah, juga kenaikan suku bunga yang dapat membatasi daya beli masyarakat dan pelaku bisnis untuk ekspansi," ujar Jono.
Selain itu, kata dia, terdapat risiko dari pasar keuangan yang sepi karena investor lebih memilih untuk mengamankan asetnya.
Dia juga menuturkan, pemilu bisa menjadi salah satu katalis yang mempengaruhi window dressing. Jono mengamati di tahun-tahun sebelum pemilu, IHSG terkoreksi dan investor asing keluar.
"Akan tetapi, setelah pemilu biasanya IHSG kembali optimis dengan kembalinya investor asing," tutur dia.
Adapun untuk sektor yang bisa diperhatikan di kuartal IV/2023 menurut Jono adalah sektor consumer, retail, dan semen.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.