Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Surat Utang Negara 2024, Angka Jumbo di Tengah Tekanan Eksternal

Pemerintah menargetkan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp666,44 triliun sepanjang 2024 atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini.
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp666,44 triliun sepanjang 2024 atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini. Tekanan eksternal seperti suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi masih membayangi prospek penerbitannya. 

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan tekanan eksternal membuat yield obligasi meningkat 28 basis poin, masih lebih rendah dibandingkan negara peers atau negara dengan grade setara Indonesia seperti Singapura, Korea Selatan, Filipina India dan Thailand. 

“Sejauh ini spread antara yield obligasi pemerintah kita dengan us treasury memang semakin tipis, tapi ini juga disebabkan oleh hal yang baik itu ya karena memang dari pengendalian inflasi kita juga bisa lebih baik dibandingkan dengan Amerika yang sejauh ini inflasi masih di angka 3%,” jelasnya, Senin (11/12/2023). 

Kemudian dari sisi risiko, kata Suhindarto, CDS atau Credit Default Swap  juga masih terus berada di bawah rata-rata historis yang menandakan hal yang baik. 

Sementara itu, jika dilihat pada kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia sepanjang 2023, investor asing kembali masuk dan angkanya cukup meningkat sekitar Rp834 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp762 triliun. 

Lebih lanjut, untuk prospek penerbitan SUN tahun depan Suhindarto mengatakan pasokan baru obligasi pemerintah tidak begitu banyak yang berubah terlihat dari obligasi yang jatuh tempo. Jika dilihat untuk obligasi yang akan jatuh tempo pada 2024 sebesar Rp565 triliun dan tahun ini sebesar Rp482 triliun. 

“Kebutuhan refinancing juga sedikit peningkatannya dibandingkan dengan tahun 2023 ini dan untuk menambal defisit anggaran kami melihat untuk penerbitan surat utang untuk menutup defisit anggaran tersebut juga tidak akan terlalu banyak berubah jika dibandingkan dengan di tahun 2022 yang lalu,” imbuhnya. 

Meski demikian, di tengah prospek moneter yang lebih longgar Pefindo juga memperhatikan  tahun depan prospek yield bisa akan akan turun cukup dalam dan dapat mendorong penerbitan di tahun depan. 

Seperti yang diketahui, Pemerintah berencana menargetkan pembiayaan utang yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp666,44 triliun seperti tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. RAPBN yang akan dibiayai oleh penerbitan SBN naik 83,6 persen jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2023 sebesar Rp362,93 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper