Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) berencana mengoperasikan satu tambang batu pada 2024, yakni PT Graha Panca Karsa, sehingga menambah portofolio produksi.
Mulianto, Direktur Utama ITMG, menyampaikan pada 2024 perusahaan akan mengoperasikan satu tambang baru, yakni Graha Panca Karsa (GPK). Diharapkan produksi batu bara GPK mencapai 1 juta ton pada tahun depan.
"Produksi GPK diharapkan mencapai 1 juta ton pada 2024, kemudian tumbuh bertahap menjadi 2 juta ton pada 2025, dan 3 juta ton pada 2026," jelasnya dalam Pubex Live 2023, Kamis (30/11/2023).
GPK memiliki batu bara berkalori 3.600-3.800 Kcal/kg dengan tingkat abu 8%-11%, sulfur 0,1%-0,2%, dan total kelembapan 36%-38%. Menurut Muliato, rendahnya sulfur menjadi kelebihan produk batu bara GPK sehingga bisa dicampurkan dengan portofolio batu bara ITMG di tambang lainnya.
GPK memiliki konsesi 5.060 hektare (ha) di Kalimantan Timur. Lokasinya berjarak 14 km dari Pelabuhan Bunyut sehingga memudahkan pengangkutan.
"Dengan produk yang lebih terdiversifikasi, ITM akan mampu memenuhi berbagai macam kualitas yang dibutuhkan pelanggan baik di pasar domestik maupun ekspor," imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu, ITMG melaporkan telah menyerap belanja modal sebesar US$26,7 juta atau setara Rp413,5 miliar (kurs Jisdor Rp15.487 per dolar AS) sampai 9 bulan 2023.
Dalam materi presentasinya, ITMG menuturkan telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$26,7 juta. Sebagian besar belanja modal ini terserap oleh bisnis batu bara ITMG, yakni dengan total US$15 juta.
Rinciannya, tambang Trubaindo menyerap belanja modal sebesar US$5,6 juta. Kemudian, capex sebesar US$4,7 juta terserap oleh tambang Bharinto, sebesar US$4 juta terserap oleh tambang Indominco, dan sisanya sebesar US$0,7 juta oleh tambang Jorong.
Lalu, bisnis ITMG lainnya seperti TRUST menyerap belanja modal sebesar US$7,1 juta, proyek greenfield menyerap belanja modal 1 juta, renewable atau proyek energi terbarukan sebesar US$2,6 juta, dan lain-lain sebesar US$0,9 juta.
Manajemen ITMG menyampaikan pada sembilan bulan tahun 2023, volume produksi ITMG mencapai 13,4 juta ton, naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Manajemen menuturkan, pencapaian ini melampaui target, didukung dengan kondisi cuaca yang bersahabat dan manajemen operasional yang efektif.
Manajemen menuturkan di tengah harga acuan batu bara global yang cenderung menurun, ITMG membukukan pendapatan bersih sebesar US$1,8 miliar pada sembilan bulan tahun 2023, dengan laba kotor sebesar US$610 juta, dan marjin laba kotor sebesar 33%.
Rata-rata total biaya tercatat sebesar US$83 per ton, atau lebih rendah 7% dari kurun waktu yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih pada sembilan bulan tahun 2023 tercatat sebesar US$405 juta.
Manajemen melanjutkan pada sembilan bulan tahun 2023, ITMG juga mencatat volume penjualan sebanyak 15,3 juta ton yang dipasarkan ke Tiongkok sebesar 5,4 juta ton, Indonesia sebesar 3,6 juta ton, Jepang sebesar 1,9 juta ton, Filipina sebesar 1,2 juta ton, Thailand sebesar 800.000 ton, dan negara-negara lain di Asia Pasifik dan Eropa.
Adapun untuk tahun 2023, ITMG menargetkan volume produksi batu bara sebesar 16,9 juta ton, dengan volume penjualan sebesar 21,1 juta ton. Dari target volume penjualan tersebut, 77% harga jualnya telah ditetapkan, sedangkan 23% sisanya mengacu pada indeks harga batu bara.