Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencetak rekor intraday di level 7.070,19 pada perdagangan hari ini, Rabu, (29/11/2023). Level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.
Mengacu data RTI Business, sepanjang perdagangan IHSG terpantau fluktutatif dengan bergerak di rentang 7.022 hingga 7070. Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa, (28/11/2023) IHSG juga mencetak rekor penutupan tertingginya di level 7.041,07 sepanjang 2023.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan, penguatan IHSG diprediksi akan berlanjut setelah kemarin IHSG ditutup di posisi tertinggi sejak Desember 2022.
"Meskipun demikian secara garis besar IHSG masih terlihat fluktuatif di area resistance kunci 7.000-7.050," ujar Liza kepada Bisnis, Rabu, (29/11/2023).
Menurutnya, sentimen pendorong IHSG yaitu adanya nada dovish dari salah satu pejabat Federal Reserve Christopher Waller yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga saat ini sudah cukup untuk membawa inflasi AS menuju target 2%. Adapun suku bunga The Fed saat ini masih berkisar di 5,25%-5,5%.
Meskipun kontradiktif dari pernyataan sebagian pejabat The Fed yang berpotensi menaikkan suku bunga, pasar lebih bereaksi terhadap komentar dovish dari Waller. Alhasil, US treasury yield 10 tahun sontak turun 1,49% ke level 4,26% dan indeks dolar AS turun ke titik terendah dalam 3,5 bulan terakhir.
Baca Juga
Liza mengatakan, pelaku pasar memprediksi suku bunga The Fed masih akan ditahan dalam pertemuan FOMC Desember 2023. Bahkan peluang akan adanya pemotongan suku bunga 25 bps terjadi secepat pada Maret 2024.
"Menjelang Bank Sentral AS mendekati siklus kebijakan moneter ketatnya, yield obligasi turun, maka minat pada aset beresiko seperti saham mulai naik. Itulah mengapa IHSG tampak mantap menuju target akhir tahun kami di kisaran 7.130-7.150," pungkas Liza.
Adapun, NH Korindo Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli untuk saham ASII, PWON, ICBP, MYOR, MAPI, SIDO, BBRI, BBNI, MTEL, dan TOWR.
Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan penguatan IHSG ini didorong oleh penguatan bursa global, ditambah dengan adanya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan melandainya US Treasury Yield 10 tahun serta nada dovish The Fed.
Mengutip Bloomberg pada Rabu, (29/11/2023), nilai tukar rupiah menguat 0,26% atau 40,5 poin ke level Rp15.395 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar AS turun tipis 0,01% ke level 102,73.
"Penguatan IHSG sudah mulai terbatas dan hingga akhir pekan ini, kami perkirakan IHSG akan menguji area 6.950-7.000 terlebih dahulu. Untuk akhir tahun, kami perkirakan base case berada di 7.200 dan best case berada di 7.400," ujar Herditya kepada Bisnis, Selasa, (29/11/2023).
MNC Sekuritas merekomendasikan dalam jangka pendek, secara teknikal dapat dicermati saham ASRI di level Rp173-Rp180, ERAA Rp370-Rp400, dan ESSA Rp610-Rp660.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.