Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), anak perusahaan Astra International, menepis tuduhan dari masyarakat sipil kepada tiga anak perusahaan yang mengoperasikan perkebunan di Sulawesi.
AALI menggandeng EcoNusantara (ENS) untuk melakukan tinjauan menyeluruh dan independen terkait tuduhan tersebut. Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan bahwa AALI melihat hasil dari verifikasi ENS merupakan langkah maju yang positif bagi seluruh pemangku kepentingan karena menyediakan penilaian yang komprehensif untuk menanggapi tuduha. AALI percaya bahwa laporan ini akan dapat memberikan gambaran bagi para pemangku kepentingan untuk lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Lebih lanjut, Santosa menjelaskan bahwa AALI saat ini memfokuskan upaya dan waktunya untuk mengasimilasi dan menyampaikan usulan Rencana Aksi untuk mengimplementasikan rekomendasi yang terdapat dalam laporan tersebut.
"Kami mengundang dan mendorong pihak-pihak yang tertarik atau peduli terhadap penyelesaian masalah atau ingin membantu masyarakat untuk menjadi bagian dari proses ini. Untuk terus memberikan informasi terbaru kepada para pemangku kepentingan mengenai kegiatan yang sedang berlangsung, kami bermaksud untuk terus mempublikasikan informasi terbaru mengenai proses ini secara berkala," kata Santosa, Selasa (28/11/2023).
Sementara itu, Chief Executive Officer ENS Zulfahmi mengungkapkan dalam melakukan penilaian independen pihaknya selalu mendorong para pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil untuk bekerja sama secara transparan dalam mendapatkan fakta-fakta yang sebenarnya di lapangan. Meskipun begitu, ENS menghormati keputusan masing-masing pihak selama proses verifikasi. Zulfahmi menegaskan bahwa secara konsisten pintu ENS - dan pintu AALI - tetap terbuka untuk bukti-bukti yang ada. ENS percaya bahwa maju bersama dalam menyelesaikan masalah di lapangan merupakan hal utama yang perlu dilakukan para pemangku kepentingan.
"Kami juga menyadari bahwa tidak ada laporan yang dapat memuaskan semua pihak. Namun sekali lagi, kami yakin bahwa AALI tetap terbuka untuk melihat informasi dan bukti-bukti yang jelas yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan, dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang timbul," tutur Zulfahmi.
Baca Juga
Adapun laporan awal yang diterbitkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) koalisi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Friends of the Earth (FoE) pada tahun 2022 telah menyudutkan AALI. Pada bulan Maret 2023, AALI menunjuk EcoNusantara (ENS) untuk melakukan tinjauan menyeluruh dan independen. Selama proses berlangsung, pengumpulan data dan fakta di lapangan dapat diakses oleh para pemangku kepentingan melalui pembaruan dua mingguan yang dipublikasikan di situs perusahaan.
Laporan ini menyoroti kompleksitas penguasaan lahan yang tidak hanya melibatkan interaksi antara perusahaan dan masyarakat, tetapi juga antarmasyarakat. Rincian dari laporan komprehensif tersebut dapat diakses melalui situs website perusahaan.
Selama masa investigasi, ENS dan AALI menegaskan keterbukaan terhadap partisipasi semua pemangku kepentingan, dan secara khusus akan menerima bukti tambahan yang berkaitan dengan keluhan dan klaim dari masyarakat, individu, dan masyarakat sipil.