Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) membeberkan informasi terbaru terkait dengan rencana delisting atau penghapusan pencatatan saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
META memperkirakan tanggal delisting akan terjadi pada 17 April 2024, sementara penawaran tender saham dijadwalkan berlangsung pada 10 Januari sampai dengan 9 Februari 2024.
Direktur Utama META M. Ramdani Basri mengatakan perseroan akan mengikuti aturan BEI terkait dengan harga rata-rata penawaran tender. Dia juga menyatakan bahwa harga penawaran bakal lebih tinggi dibandingkan harga perdagangan.
“Harga penawaran lebih tinggi dari harga perdagangan 90 hari terakhir, kami tidak pakai aturan di negara lain tetapi yang berlaku di Indonesia,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar secara daring pada Kamis (23/11/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ramdani juga menjelaskan bahwa ada beberapa alasan yang membuat META berencana melakukan delisting. Pertama, perseroan tidak menggalang dana dari pasar modal semenjak rights issue pada tahun 2010 dan 2018.
Faktor berikutnya, lanjutnya, kinerja keuangan META yang merugi pada kuartal III/2023. Selain itu, perseroan sudah tidak memberikan dividen kepada pemegang saham sejak tahun buku 2018 akibat banyaknya proyek yang dikembangkan.
Baca Juga
“Sehingga merugikan pemegang saham karena belum bisa kasih dividen. Selain itu, ada pengembangan anak usaha jalan tol yang butuh modal besar dan membutuhkan return yang lama, sehingga lama lagi kasih dividen,” kata Ramdani.
Di sisi lain, rencana delisting saham META akan dilakukan setelah perseroan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang dijadwalkan berlangsung pada 19 Desember 2023.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication & CSR META, Indah D.P. Pertiwi mengatakan bahwa langkah go private META bertujuan memperkuat fundamental serta menjaga kestabilan bisnis dan keuangan grup perusahaan di berbagai sektornya.
Selain itu, ada juga rencana pengembangan di anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar dan karakteristik usaha tersebut membutuhkan periode lebih lama untuk menghasilkan imbal balik investasi.
“Mengikuti regulasi yang telah ditetapkan, nantinya setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen pada RUPSLB mendatang, maka informasi seperti harga buyback serta mekanismenya akan disampaikan kemudian,” pungkasnya.
Sementara itu, dengan rencana go private, manajemen META memastikan pemegang saham akan memiliki kesempatan untuk menjual kepemilikan sahamnya dengan harga yang wajar dan tetap mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku.