Bisnis.com, JAKARTA – Emiten migas milik Keluarga Panigoro PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) berpotensi mendulang lebih banyak cuan seiring dengan peningkatan cadangan migas baru.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan dalam riset yang dipublikasikan menyebutkan MEDC akan memiliki potensi meningkatkan laju produksi seiring dengan aksi akuisisi yang dilakukan di aset migas Timur Tengah dan Tanzania.
“Aksi akuisisi yang diharapkan selesai pada 2023 akan memberikan tambahan volume produksi pada 2024 mendatang,” tulis Hasan, dikutip Selasa (21/11/2023).
Lebih lanjut akuisisi 20% saham non operasional aset Timur Tengah akan meningkatkan laju produksi MEDC sebesar 13 mboepd dan cadangan terbukti sebanyak 56 mmboe. Aksi akuisisi ini diperkirakan menyedot dana sekitar US$560 juta yang sepenuhnya didanai melalui pinjaman bank dengan Cost of Funds sekitar 7%.
“Jika kesepakatan disetujui pada akhir 2023, blok ini diperkirakan akan mulai memberikan kontribusi pada keuangan MEDC pada kuartal I/2024,” jelasnya.
Dengan tambahan 13 mbopd dari potensi akuisisi blok Timur Tengah, total volume produksi MEDC diharapkan meningkat sebesar 8,5% pada tahun 2024 menjadi 166 mboepd. Akuisisi ini berpotensi meningkatkan laba bersih MEDC sepanjang 2024 sebesar 19%, mencapai US$362 juta.
Baca Juga
Medco sebelumnya telah mengakuisisi blok di Tanzania sebagai bagian dari pengambilalihan aset Ophir pada tahun 2019. Blok tersebut, saat ini dalam pengembangan bersama mitra Joint Venture di Blok 1 dan 4, diperkirakan memiliki potensi cadangan sebesar 16 TCF, dengan kepemilikan bersih MEDC sekitar 3,2 TCF atau 569 mmboe.
Hasan menjelaskan walaupun terdapat ketidakpastian terkait konversi cadangan potensial menjadi cadangan aktual, dia yakin bahwa blok Tanzania akan memberikan peningkatan signifikan terhadap cadangan 2P MEDC saat ini sebesar 491 mmboe. Proyeksi cadangan 2P blok Tanzania diharapkan akan dirilis pada kuartal IV/2024.
Sementara itu, hingga akhir 2023, MEDC menargetkan produksi migas sebesar 160 juta mboepd. Target tersebut sebenarnya sudah terlampaui dengan produksi hingga September 2023 yang tercatat hingga 161 juta mboepd.
Namun, harga rata-rata minyak dan gas masing-masing adalah US$77 per barel dan US$7,1 per mmbtu per September 2023, masing-masing turun dari tahun sebelumnya US$101,4 per barel dan US$7,9 per mmbtu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.