Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham INCO & BUMI setelah Keluar dari Indeks MSCI

Saham INCO dan BUMI yang keluar dari indeks MSCI tentu akan mendapatkan sentimen negatif, meskipun hanya sementara.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa saham terdepak dari konstituen indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) setelah masuknya AMMN, ARTO, dan EMTK. Di antaranya adalah saham INCO dan BUMI.

Manajemen MSCI memasukkan saham PT Amman Mineral Indonesia Tbk. (AMMN) ke dalam indeks MSCI Global Standard Index List, dan mengeluarkan saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Sementara itu, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) masuk menjadi konstituen MSCI Small Cap Index. Posisi keduanya menggeser beberapa saham dari daftar tersebut, salah satunya PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).

Pada perdagangan sore ini, Jumat (17/11/2023) pukul 16.00 WIB, saham INCO turun 2,34% atau 110 poin ke harga Rp4.590. Adapun nilai transaksi INCO tercatat sebesar Rp45,51 miliar melalui 3.987 kali transaksi. Kapitalisasi pasar INCO menjadi sebesar Rp45,61 triliun.

Begitupun dengan saham BUMI yang melemah 0,89% atau 1 poin ke level Rp111. Nilai transaksi BUMI terpantau sebesar Rp10,06 miliar melalui 1.770 kali transaksi. Kapitalisasi pasar BUMI sebesar Rp41,22 triliun.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, saham yang keluar dari indeks MSCI akan terdampak sentimen negatif.

“Saham yang keluar dari MSCI tentu akan mendapatkan sentimen negatif, meskipun hanya sementara. Karena selama fundamental sahamnya bagus dan masih ada potensi valuasi di masa yang datang, koreksi menjadi sebuah kesempatan.” kata Nico kepada Bisnis, Jumat (17/11/2023).

Dihubungi secara terpisah, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani merekomendasikan untuk menjual saham BUMI dan INCO, karena secara outlook, sektor batu bara dan nikel sedang tidak kondusif.

“[Rekomendasi saham] BUMI sell, karena outlook batu bara sendiri kurang kondusif dan pergerakan harga saham BUMI sangat bergantung terhadap pergerakan harga underlying-nya, yaitu batu bara. INCO juga sama, karena nikel lagi turun dan korelasinya tinggi.” ungkap Arjun.

Sementara itu, Head of Research InvestasiKu (Mega Capital Sekuritas) Cheril Tanuwijaya mengatakan, dengan keluarnya BUMI dan INCO dari indeks MSCI membuat aliran dana investor asing cenderung keluar dari saham tersebut. 

“BUMI dan INCO sama-sama terdampak negatif dari penurunan coal maupun nikel, karena permintaan yang lebih rendah dari Cina dan perlambatan ekonomi global.” jelas Cheril.

Adapun rekomendasi Cheril terhadap saham BUMI adalah hold, dengan target price (TP) di level Rp115 dan stop loss (SL) di level Rp108. Rekomendasi untuk saham INCO juga hold, dengan TP Rp4.800 dan SL Rp4.550. (Daffa Naufal Ramadhan)

__________________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper