Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) terbang saat saham induk Shopee Sea Limited terjungkal kala bursa saham di pasar-pasar utama pesta pora berkat pelambatan inflasi AS.
Harga saham Sea anjlok 22,07% pada perdagangan Rabu dini hari, (14/11/2023), bertepatan dengan publikasi data kinerja yang mengalami penurunan. Saham Sea anjlok kala Wall Street pesta pora menyambut pengumuman data inflasi. Dow Jones Index menguat 1,43%, S&P 500 Index terbang 1,91% dan Nasdaq melompat 2,37%. Padahal, Bursa Nasdaq adalah rumah bagi para emiten teknologi.
Mengacu pada kinerja keuangan kuartal III/2023, Sea Group melaporkan peningkatan beban biaya penjualan dan pemasaran sebesar 12% secara year-on-year (yoy).
Namun jika dilihat lebih jauh, beban penjualan dan pemasaran di segmen digital entertainment dan digital finansial services masing-masing turun signifikan 59% dan 81%. Hanya segmen e-commerce yang mengalami peningkatan substansial mencapai 50% yoy hingga mencapai US$862 juta.
Dari sisi bottom line, Sea mencatatkan kerugian bersih US$144 juta atau setara dengan Rp2,2 triliun.
Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario menyampaikan para pemain e-commerce, baik Shopee maupun Tokopedia, berusaha mempertahankan pangsa pasarnya di Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara. Kehadiran TikTok Shop yang sempat disruptif membuat pemain atur ulang strateginya.
Baca Juga
“Memang ada dua kecenderungan strategi yang dilakukan oleh pemain disini merespons kehadiran TikTok Shop seperti kembali mengaktifkan promo misalnya Shopee di momen 7.7 dan ada juga yang menempuh jalur yang kedua yaitu dengan inovasi produk dan desain pengalaman pelanggan seperti Tokopedia” kata Alif.
Alif menilai meski sekarang TikTok Shop sudah resmi tidak beroperasi di Indonesia, persaingan di segmen e-commerce masih akan ketat. Dia meyakini pemain eksisting yang berupaya mempertahankan pangsa pasar dengan inovasi produk akan memiliki keunggulan dari sisi sustainabilitas operasi ketimbang bergantung pada bakar uang, meski dalam banyak kasus efektif untuk jangka pendek.
“Dalam kasus GOTO, terutama Tokopedia, strategi memenangkan budget customer dilakukan dengan improvement dari sisi CX dan inovasi produk serta layanan, dan terbukti berhasil dengan melihat GTV segmen e-commerce tumbuh 6% kuartalan serta margin adjusted EBITDA terhadap GTV masih relative stabil” kata Alif.
Terkait persaingan di industri e-commerce, Alif masih optimis Tokopedia masih mampu mempertahankan pangsa pasar dengan strategi yang tepat. Ia juga menilai GOTO secara keseluruhan memiliki infrastruktur ekosistem digital yang lebih komprehensif untuk mencapai target profitabilitas.
“Masih on-track (profitabilitas). Rebound harga saham belakangan ini mulai menunjukkan optimisme pasar terhadap outlook ke depan” pungkasnya.
Sementara itu, harga saham GOTO menguat 6,17% ke Rp86 pada perdagangan kemarin Rabu (15/11/2023), berbanding terbalik dengan Sea yang anjlok 22%. Sejumlah analis teknikal memprediksi harga saham GOTO berpeluang melaju lebih kencang apabila berhasil menembus Rp84 dan mampu bertahan di level ini. Peluang bottom reversal terbuka lebar bersamaan dengan tradisi window dressing pada akhir tahun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.