Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan produksi batu bara sebesar 13,4 juta ton hingga kuartal III/2023. Lalu, bagaimana rekomendasi untuk saham ITMG ini?
Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Haikal Putra Samsul dalam risetnya mengatakan volume produksi batu bara ITMG naik ke 5,3 juta ton pada tiga bulan di kuartal III/2023. Menurut Juan dan Haikal, volume produksi ini lebih tinggi dibandingkan panduan ITMG sebesar 4,8 juta ton.
"Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan produksi tambang Trubaindo dan Bharinto, mencapai 1 juta ton," tulis Samuel Sekuritas, dikutip Selasa (14/11/2023).
Juan dan Haikal melanjutkan, per 12 November 2023, harga batu bara global telah turun 8,5%. Dengan asumsi target volume penjualan ITMG tetap di 20 juta ton, Samuel Sekuritas memperkirakan laba bersih ITMG akan kembali turun di kuartal IV/2023.
Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi hold untuk saham ITMG, dengan target harga atau target price (TP) sebesar Rp26.000 per saham. Risiko terhadap saham ITMG ini menurutnya datang dari harga batu bara global yang lebih rendah dari perkiraan dan perubahan regulasi.
Sebelumnya, Direktur Corporate Communication and Investor Relations ITMG Yulius Gozali mengatakan ITMG tidak mengubah target produksinya pada tahun ini.
Baca Juga
"Target volume produksi untuk tahun 2023 masih di kisaran 16,6 juta hingga 17 juta ton," ujar Yulius.
Sementara itu, volume penjualan ITMG tahun ini ditargetkan sebesar 21,5 juta ton hingga 22,2 juta ton pada 2023.
Yulius juga menuturkan, dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 20 persen harga jualnya telah ditetapkan, 45 persen mengacu pada indeks harga batu bara, sedangkan sisa 35 persen belum terjual.
Adapun hingga akhir September 2023 pendapatan ITMG mencapai US$1,82 miliar atau setara Rp28,53 triliun (estimasi kurs Rp15.526 per dolar AS). Pendapatan tersebut turun 30,19% dibandingkan per kuartal III/2022 yang menembus US$2,61 miliar atau sekitar Rp40,61 triliun.
Pendapatan bersih ITMG ini ditopang dari anak usaha PT Bharindo Ekatama US$763,32 juta, PT Indominco Mandiri (IMM) sebesar US$583,74 juta, PT Trubaindo Coal Mining (TCM) yang mencapai US$524,71 juta.
Berdasarkan segmen penjualannya, penjualan ke China menjadi kontributor terbesar dengan nilai US$524,40,79 juta, selanjutnya Jepang US$367,62 juta, Indonesia US$311,11 juta, Filipina US$192,42 juta, dan Thailand US$106,75 juta.
Turunnya pendapatan ini juga turut membuat laba bersih ITMG turun menjadi US$405,83 juta atau sekitar Rp6,3 triliun. Laba bersih ITMG turun 54,59% dari sebelumnya US$893,81 juta per September 2022.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.