Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,43% dan naik ke level 6.838,31 pada, Senin (13/11/2023). Saham berkapitalisasi jumbo, seperti AMMN, BYAN, BREN, dan BMRI terpantau menguat.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG menguat 0,43% atau 29,04 poin ke 6.838,31. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka di posisi 6.809,26 dan sempat mencapai level tertingginya 6.857,1.
Tercatat sebanyak 283 saham menguat, 244 saham melemah, dan 226 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp10.777,72 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terpantau menguat 4,03% ke Rp7.100, disusul saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik 1,72% menuju Rp19.175.Sementara itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mengalami penguatan sebesar 1,44% menuju posisi Rp5.300 per saham. Posisi ini diikuti saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang meningkat 0,87% ke level Rp5.825.
Adapun saham top gainers pada hari ini dihuni oleh saham PT Surya Permata Andalan Tbk. (NATO) yang melesat 34,31% ke level Rp137. Posisi ini disusul saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk. (SKRN) dengan kenaikan sebesar 19,67% menuju Rp730.
Di sisi lain, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT Aman Agrindo Tbk. (GULA) yang merosot 10,84% ke level Rp296. Sementara itu, saham PT Menn Teknologi Indonesia Tbk. (MENN) juga turun 9,26% ke posisi Rp49 per lembar.
Baca Juga
Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas telah memperkirakan bahwa IHSG masih akan menguji support area di 6.750-6.780 pada Senin (13/11/2023). Pasalnya secara teknikal IHSG melemah dibawah MA5 yakni level 6.834 pada Jumat (10/11/2023).
Di sisi lain, surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) ekspor dan impor Indonesia yang akan dirilis Rabu (15/11) diperkirakan turun ke US$3.3 miliar di Oktober 2023. Sementara itu, perlambatan ekspor dan impor mulai terbatas ke 15.6% YoY dan 8.7% YoY di Oktober 2023.
Masih dari data ekonomi, AS dan Inggris akan merilis data inflasi bulan Oktober 2023 di Selasa (14/11) dan Rabu (15/11). Realisasi inflasi tersebut berpotensi menentukan arah kebijakan dari bank sentral dari masing-masing negara di sisa tahun 2023.
Adapun Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah, serta menarik inflow investor asing ke dalam investasi portofolio melalui penerbitan instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Instrumen tersebut memiliki underlying aset berupa surat berharga dan sukuk dalam valuta asing. SVBI dan SUVBI akan mulai diterapkan sebagai instrumen operasi moneter valas pada 21 November 2023,” ujar Ratih dalam publikasi riset harian.
Di sisi lain, pernyataan hawkish Jerome Powell di akhir pekan, Jumat (10/11), membuat nilai tukar rupiah Jisdor kembali terdepresiasi berada pada level Rp15.693 per dolar AS. Sejalan dengan melemahnya nilai tukar rupiah, pada perdagangan Jumat (10/11), investor asing masih tercatat jual bersih senilai Rp705,3 miliar di pasar ekuitas domestik.
Dari Mancanegara, Badan Pusat Statistik Inggris mencatat produksi di sektor manufaktur tumbuh 3% YoY pada September 2023. Sejalan dengan itu, neraca perdagangan Inggris mengalami defisit yang menjadi GBP1,57 miliar, lebih baik dari bulan sebelumnya tercatat defisit GBP2,69.
Dari Asia, Penjualan kendaraan di China pada Oktober 2023 tumbuh 13,8% yoy menjadi 2,85 juta unit, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,5% yoy. Akselerasi penjualan mobil didorong oleh pameran otomotif dan promosi.