Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WeWork Bangkrut, Adam Neumman Tetap Kaya Raya Berharta Rp34,48 Triliun

WeWork bangkrut, namun pendiri WeWork Adam Neumann masih memegang status billionaire dengan kekayaan bersih sekitar US$2,2 miliar.
Pendiri WeWork Adam Neumann masih memegang status billionaire/Istimewa.
Pendiri WeWork Adam Neumann masih memegang status billionaire/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan co-working space WeWork Inc. telah mengajukan kebangkrutan di pengadilan distrik New Jersey, Amerika Serikat. Di sisi lain, pendiri WeWork Adam Neumann masih memegang status billionaire dengan kekayaan bersih sekitar US$2,2 miliar setara Rp34,48 triliun. 

Seperti diketahui, WeWork didirikan pada 2010, dan merevolusi konsep ruang kantor untuk para pekerja lepas, pekerja remote, dan wiraswasta. Operasional WeWork yang sempat memiliki valuasi US$47 miliar ini tercatat menyebar di 777 lokasi di 39 negara, dengan total 906.000 stasiun kerja dan 635.000 keanggotaan fisik.

Namun selama beberapa tahun terakhir, kinerja WeWork mengalami penurunan, dan pada akhirnya perusahaan memasuki titik terendahnya. Saham WeWork di Bursa AS mengalami penghentian perdagangan pada 6 November 2023, dan WeWork mengajukan kebangkrutan Bab 11 (chapter 11) pada hari yang sama di pengadilan New Jersey.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, WeWork mencatatkan liabilitas atau total utang sekitar US$18,7 miliar dan aset US$15,1 miliar.

Sekali lagi, pengajuan kebangkrutan ini adalah sebuah kemunduran besar bagi WeWork, yang pernah menjadi startup paling berharga ke-6 di dunia pada 2017.

Kendati demikian, ketika bisnis WeWork berada dalam kekacauan, salah satu pendirinya, Adam Neumann, relatif tidak mengalami dampak apa pun.

Mengutip data Forbes, Jumat (10/11/2023), kekayaan bersih Adam Neumann mencapai US$2,2 miliar. Nilai ini merupakan peningkatan sebesar US$800 juta dalam 12 bulan terakhir. Meskipun kekayaan bersih tersebut turun dari posisi puncak sebesar US$4,1 miliar pada 2021.

Mengapa Adam Neumann Tetap Kaya Raya?

Adam Neumann pernah menjadi CEO WeWork sebelum dicopot dari posisinya pada 2019. Ia mendapat untung yang cukup besar dari IPO perusahaan tersebut pada 2021. WeWork go public di Bursa AS pada tahun itu melalui merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC) bernama BowX Acquisition.

Sebagai bagian dari proses go public, pemegang saham mayoritas WeWork, yakni SoftBank, membayar Neumann sebesar US$480 juta yang dilaporkan untuk setengah sisa sahamnya di perusahaan tersebut, dan tambahan sebesar US$300 juta sebagai konsekuensi dari perjanjian dan penyelesaian yang tidak lengkap.

Neumann masih memiliki sekitar 10% saham WeWork. Namun dia juga mendirikan usaha lain di sektor real estate yakni Flow. Perusahaan tersebut terakhir kali memiliki valuasi US$1 miliar.

Neumann meluncurkan Flow pada 2022 sebagai perusahaan real estat yang berbasis di AS. Menurut New York Times, Flow memiliki visi ingin menyelesaikan beberapa aspek kekurangan perumahan di AS melalui teknologi, dan memberikan keadilan bagi para penyewanya.

Sejauh ini, Flow dilaporkan telah membangun portofolio sebanyak 3.000 unit di wilayah metropolitan utama, dan menerima investasi sebesar US$350 juta dari perusahaan Silicon Valley, Andreessen Horowitz.

Meskipun publik belum mengetahui banyak tentang rencana bisnis Flow, dalam postingan blog yang mengumumkan investasi Flow, Marc Andreessen menggambarkan bisnis Neumann sebagai “serangan langsung” terhadap tantangan real estat residensial saat ini yang akan memikirkan ulang seluruh rantai nilai bagi penyewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Forbes/New York Times
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper