Bisnis.com, JAKARTA – BUMN produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menargetkan perbaikan fasilitas pabrik yang rusak kembali beroperasi normal pada 2024. Fasilitas pabrik rusak berpengaruh terhadap pendapatan KRAS sepanjang 2023.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan penanggulangan kerusakan atas insiden fasilitas produksi switch house Finishing Mill Hot Strip Mill 1 (HSM#1) sudah dilakukan dengan melibatkan seluruh instansi terkait termasuk dari pihak asuransi.
“Saat ini sedang dilakukan perbaikan oleh vendor yang telah ditunjuk Perseroan dan diharapkan tahun depan pabrik sudah bisa beroperasi normal kembali,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Rabu (8/11/2023).
Purwono menjelaskan adanya Insiden pada Pabrik HSM1 berpengaruh terhadap proyeksi kinerja KRAS sepanjang 2023. Namun demikian, KRAS mengklaim terus mendorong tercapainya peningkatan kinerja melalui penguatan dan pengembangan bisnis subholding baik subholding Krakatau Baja Konstruksi (KBK) maupun Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI).
Selain pengembangan bisnis subholding, KRAS juga mendorong peningkatan kinerja dari Perusahaan Asosiasi atau Joint Venture.
“Selain itu dari sisi internal perseroan juga terus menjalankan inisiatif efisiensi biaya di berbagai lini agar dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Krakatau Steel dan Group ke depan, terutama untuk menjaga capaian EBITDA tetap positif hingga akhir tahun 2023,” jelas Purwono.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, kerusakan fasilitas pabrik membuat KRAS membukukan rugi per September 2023.
Laba kotor KRAS anjlok 44,08% menjadi US$106,79 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$190,97 juta. KRAS juga membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$61,40 juta atau sekitar Rp951,04 miliar. Padahal periode tahun lalu KRAS masih membukukan laba bersih sebesar US$80,15 juta.
Selain karena tidak beroperasinya pabrik, kerugian juga disebabkan oleh sisi non operasional KRAS masih harus menanggung beban keuangan sebesar US$96,72 juta serta terdapat rugi atas selisih kurs sebesar US$1,12 juta.
Per September 2023, KRAS mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 31,45% menjadi US$1,26 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,84 miliar.
Pendapatan itu ditopang oleh penjualan produk baja lokal sebesar US$1,02 miliar dan penjualan ekspor sebesar US$54,38 juta. Kemudian ada pula pendapatan dari segmen sarana infrastruktur tercatat sebesar US$165,57 juta, rekayasa dan konstruksi sebesar US$7,2 juta dan jasa lainnya sebesar US$12,83 juta.