Bisnis.com, JAKARTA -- Bank BNI memproyeksikan tren suku bunga tinggi masih akan terus berlanjut sampai dengan kuartal II/2024
Institutional Banking Director BBNI Muhammad Iqbal mengatakan perseroan memprediksi tren suku bunga acuan tinggi akan berlanjut setidaknya hingga kuartal I/2024.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin ke level 6%, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 18-19 Oktober 2023.
"Tren suku bunga acuan yang tinggi akan berlangsung setidaknya sampai kuartal I/2024. Tapi, dengan perkembangan tensi geopolitik dan tingkat inflasi yang tinggi, sepertinya tren ini akan berlangsung lebih panjang," jelas Iqbal.
Berkaca pada situasi global, konflik di Timur Tengah antara Israel-Hamas semakin memanas hingga melibatkan negara-negara lainnya. Di lain sisi, Bank Sentral AS, Federal Reserve atau The Fed juga masih memproyeksikan kenaikan suku bunga satu kali lagi hingga akhir tahun.
"Kami melihat bahwa kebijakan suku bunga tinggi ini masih akan terus menaik tinggi, dan mungkin bahwa akan mereda paling cepat di kuartal II/2024," pungkas Iqbal.
Baca Juga
Sebagai informasi, ditinjau kinerja keuangannya, BBNI telah meraup laba bersih konsolidasi Rp15,75 triliun per kuartal III/2023, naik 15,1% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,69 triliun.
Kinerja laba BNI terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Rp31,13 triliun, naik 3,1% yoy. Namun, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank turun dari 4,8% pada September 2022 ke level 4,64% pada September 2023.
Berdasarkan konsensus data Bloomberg Terminal per 4 November 2023, sebanyak 32 analis atau 91,4% merekomendasikan beli saham BBNI. Sementara itu, 3 analis atau 8,6% merekomendasikan tahan.
Target harga saham BBNI selama 12 bulan ke depan berada di level Rp5.766 dengan harga terakhir di level Rp4.840. Sementara itu, peluang return atau imbal hasil BBNI sebesar 19,1%.
Salah satu rekomendasi beli atau buy saham BBNI datang dari analis Verdhana Sekuritas Indonesia dengan target price (TP) di level Rp6.500. Lalu, BRI Danareksa Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas Indonesia sama-sama merekomendasikan buy dengan TP Rp6.000.
Sementara itu, beberapa rekomendasi tahan atau hold datang dari analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan BCA Sekuritas dengan masing-masing TP di level Rp10.950 dan Rp5.850.