Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan laba bersih Rp18,87 triliun per kuartal III/2023. Adapun konsensus analis di Bloomberg didominasi rekomendasi tahan saham ADRO, meskipun hanya selisih 1 analis dengan rekomendasi beli.
Berdasarkan konsensus data Bloomberg Terminal per 1 November 2023, sebanyak 15 analis atau 51,7% merekomendasikan tahan saham ADRO. Sementara itu, 14 analis atau 48,3% merekomendasikan beli.
Target harga saham ADRO selama 12 bulan ke depan berada di level Rp3.198 dengan harga terakhir di level Rp2.440. Sementara itu, peluang return atau imbal hasil ADRO sebesar 31,1%.
Beberapa rekomendasi tahan atau hold saham ADRO datang dari analis Morgan Stanley Sekuritas Indonesia dengan target price (TP) di level Rp4.006, dan Mandiri Sekuritas dengan TP Rp3.400. Lalu, RHB Research Sekuritas dan OCBC Sekuritas Indonesia yang sama-sama merekomendasikan buy dengan TP Rp3.050.
Sementara itu, beberapa rekomendasi beli atau buy datang dari analis BRI Danareksa Sekuritas dan Korea Investment And Sekuritas Indonesia dengan masing-masing TP di level Rp4.500 dan Rp4.250. Selain itu, terdapat DBS Bank yang juga merekomendasikan buy dengan TP Rp3.700.
Di sisi lain, emiten batu bara Garibaldy ‘boy’ Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 15,76% menjadi US$4,98 miliar atau setara Rp77,14 triliun (kurs jisdor Rp15.487) sepanjang periode sembilan bulan 2023.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan, ADRO membukukan penurunan pendapatan usaha menjadi US$4,98 miliar dibandingkan periode yang sama sebesar US$5,91 miliar.
Sementara itu, ADRO justru membukukan kenaikan beban pokok pendapatan meski pendapatan usaha turun. Sepanjang sembilan bulan 2023, ADRO mencatatkan beban pokok sebesar US$2,99 miliar atau setara Rp46,35 triliun. Beban itu naik 17,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,54 miliar.
Alhasil laba kotor ADRO tergerus 40,92% menjadi US$1,98 miliar atau setara Rp30,78 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,36 miliar. Selaras, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1,21 miliar atau setara Rp18,87 triliun. Capaian tersebut tergerus 35,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,90 miliar.
Adapun liabilitas ADRO juga turun menjadi US$2,98 miliar dibandingkan periode akhir 2022 yang tercatat sebesar US$4,25 miliar. Adapun pos yang berkurang adalah utang pajak penghasilan badan dan utang dividen.
Secara lebih rinci, liabilitas jangka pendek ADRO tercatat sebesar US$1,18 miliar dan liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,79 miliar. Kemudian ADRO mencatatkan ekuitas sebesar US$7,41 miliar dan total aset mencapai US$10,39 miliar. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.