Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Adaro Minerals (ADMR) soal Smelter Aluminium di Kaltara

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) melaporkan capaian pengembangan smelter aluminium jumbo di Kalimantan Utara.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk.  (ADMR) melaporkan capaian pengembangan smelter aluminium jumbo di Kalimantan Utara. - Bloomberg/Muhammad Fadli
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) melaporkan capaian pengembangan smelter aluminium jumbo di Kalimantan Utara. - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Adaro terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) melaporkan capaian pengembangan smelter aluminium jumbo di Kalimantan Utara.

Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat menyampaikan melalui PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), ADMR aktif mengembangkan peluang di bidang mineral, dengan fokus pada hilirisasi pengolahan mineral. Bisnis ini memimpin transformasi Grup Adaro untuk menunjang ekonomi hijau dan mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Konstruksi smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya terus menunjukkan kemajuan yang baik. Proyek ini diharapkan akan rampung pada kuartal III/2025, yang merupakan peristiwa penting dalam upaya kami untuk mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia di kawasan industri hijau di Kaltara," jelasnya dalam siaran pers, Selasa (31/10/2023).

Setelah penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman pada kuartal II/2023, saat ini KAI berfokus pada tahap pra konstruksi proyek smelter aluminium.

Sampai akhir kuartal III/2023, KAI telah merampungkan pembukaan lahan untuk mess permanen, pemecah gelombang jeti (coastal jetty breakwater), dan konstruksi fasilitas pendukung seperti gudang laydown luar (outdoor), bengkel alat berat, dan batching plant.

KAI juga telah memulai pekerjaan piling untuk fondasi area smelter, serta konstruksi fasilitas pendukung lainnya, termasuk camp sementara, gudang dalam (indoor), dan pabrik bata.

KAI telah menunjuk seluruh kontraktor utama untuk konstruksi dan instalasi smelter aluminium. Selanjutnya, pada kuartal IV/2023 KAI akan melanjutkan pekerjaan untuk meningkatkan kondisi tanah dan perataan lahan di area smelter aluminium, serta melanjutkan pengerukan, konstruksi kargo berat, kargo universal, dan berthing trestle untuk area jeti.

Sebaga informasi, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) melalui anak usahanya PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mengembangkan smelter aluminium melalui anak perusahaan PT Adaro Indo Aluminium.

Adaro melakukan proses pengembangan smelter aluminium di kawasan industri PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Kalimantan Utara.

Nilai investasi keseluruhan dari pembangunan smelter ini, termasuk pembangkit listrik mencapai US$2 miliar di tahap pertama, yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Dengan berinvestasi di smelter aluminium, ADRO berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina, serta meningkatkan penerimaan pajak negara.

Kinerja ADMR

Semenatara itu, ADMR membukukan pendapatan US$720,62 juta atau Rp11,25 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS) per September 2023. Pendapatan ADMR naik 8,12% dari US$666,48 juta per September 2022.

Beban pokok pendapatan ADMR per September 2023 mencapai US$341,01 juta, naik dari sebelumnya US$251,5 juta per September 2022. Laba bruto ADMR pun turun menjadi US$379,60 juta dibandingkan sebelumnya US$414,88 juta.

ADMR mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk US$250,50 juta atau Rp3,91 triliun. Laba bersih ADMR turun 11,87% dari sebelumnya US$283,36 juta.

ADMR menggelontorkan arus kas bersih untuk investasi US$101,96 juta per kuartal III/2023, naik dari sebelumnya US$7,45 juta. Namun, kas dan setara kas pada akhir periode masih naik menjadi US$581,88 juta dari sebelumnya US$401,82 juta.

Christian Ariano Rachmat menyampaikan pendapatan usaha ADMR tumbuh karena kenaikan 38% pada volume penjualan batu bara yang di-ofset dengan penurunan 21% pada harga jual rata-rata (ASP).

Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi dijual ke berbagai produsen baja di Jepang, China, India, Indonesia, dan Korea Selatan.

"Volume produksi ADMR per September 2023 naik 55% menjadi 3,98 juta ton, berkat ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang baik. ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 13,81 juta bcm, atau naik 128% dari 9M22, sehingga nisbah kupas 9M23 tercatat 3,47 kali," paparnya.

Volume penjualan batu bara mencapai 3,01 juta ton per kuarta III/2023, atau naik 38% dari 9 bulan 2022, sehingga menempatkan perusahaan di posisi untuk mencapai target 2023 yang berkisar 3,8 juta-4,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper