Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) mencetak laba bersih sebesar Rp15,3 triliun hingga kuartal III/2023. Adapun konsensus analis di Bloomberg didominasi rekomendasi beli saham UNTR.
Berdasarkan konsensus data Bloomberg Terminal per 4 November 2023, sebanyak 19 analis atau 79,2% merekomendasikan beli saham UNTR. Sementara itu, 5 analis atau 20,8% merekomendasikan tahan.
Target harga saham UNTR selama 12 bulan ke depan berada di level Rp31.822 dengan harga terakhir di level Rp24.450. Sementara itu, peluang return atau imbal hasil UNTR sebesar 30,2%.
Beberapa rekomendasi beli atau buy saham UNTR datang dari analis Ciptadana Sekuritas Asia dengan target price (TP) di level Rp37.000, dan Astronacci International dengan TP Rp36.400. Lalu, Citigroup Sekuritas Indonesia yang juga merekomendasikan buy dengan TP Rp36.000.
Sementara itu, beberapa rekomendasi tahan atau hold datang dari analis Aldiracita Sekuritas Indonesia dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan masing-masing TP di level Rp30.800 dan Rp29.600.
Di sisi lain, UNTR mencatatkan peningkatan pendapatan, tetapi dengan laba bersih yang turun selama 9 bulan 2023. United Tractors membukukan laba bersih Rp15,34 triliun hingga kuartal III/2023.
Baca Juga
Dalam laporan keuangannya, UNTR mencetak pendapatan bersih sebesar Rp97,59 triliun. Pendapatan bersih ini meningkat 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,53 triliun.
Masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29%, 40%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Sementara itu, laba bruto UNTR meningkat sebesar 2% dari Rp25,3 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersih UNTR turun sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun, dari Rp15,9 triliun akibat kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
Di segmen alat berat, UNTR menjelaskan sampai September 2023, volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 4.365 unit atau turun 4% jika dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun 2022 sebanyak 4.534 unit. Penurunan penjualan alat berat dikarenakan penurunan permintaan dari sektor konstruksi dan perkebunan. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.