Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan kenaikan pendapatan hingga 30 September 2023. Kendati demikan, laba bersih perseroan justru tergerus.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, Jumat (3/11/2023), laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk CPIN sebesar Rp2,67 triliun hingga kuartal III/2023, atau turun 16% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp3,18 triliun.
Pada saat bersamaan, pendapatan CPIN naik 8,49% yoy menjadi Rp47,12 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp43,43 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan CPIN ditopang dari pakan ternak sebesar Rp37,09 triliun, diikuti segmen ayam pedaging sebesar Rp28,34 triliun, ayam olahan sebesar Rp7,27 triliun, day old chicken (DOC) Rp5,66 triliun, dan lain-lain sebesar Rp4,69 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp35,94 triliun.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan ikut terkerek 10,12% yoy menjadi Rp40,21 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp36,51 triliun.
Alhasil, laba bruto CPIN turun 0,10% menjadi sebesar Rp6,91 triliun dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp6,92 triliun.
Baca Juga
Adapun, kas dan setara kas akhir periode perseroan melesat 163,35% yoy menjadi Rp3,24 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,23 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset CPIN tumbuh menjadi Rp41,93 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp39,84 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp12,92 triliun dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp13,52 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp29,01 triliun, dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp26,32 triliun.