Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab IHSG Melonjak setelah The Fed Tahan Suku Bunga

Keputusan The Fed menahan suku bunga acuan memberikan sentimen positif terhadap pasar saham atau IHSG.
Keputusan The Fed menahan suku bunga acuan memberikan sentimen positif terhadap pasar saham atau IHSG. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Keputusan The Fed menahan suku bunga acuan memberikan sentimen positif terhadap pasar saham atau IHSG. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik tajam setelah The Fed menahan suku bunga acuan. Keputusan The Fed memberikan sentimen positif terhadap pasar saham.

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan stabil pada kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan FOMC yang digelar pada 31 Oktober-1 November 2023.

Pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Kamis (2/11/2023), IHSG naik 1,93% atau 127,97 poin ke level 6.770,39. IHSG bergerak di rentang 6.695 sampai 6.779. Sebanyak 386 saham yang menguat, 147 saham melemah, dan 195 saham stagnan.

Sejumlah emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps pun ikut laris pada perdagangan siang ini. Di antaranya seperti BBRI yang naik 4,04%, AMMN naik 2,63%, BBCA naik 2,91%, ASII naik 1,29%, dan TLKM naik 1,10%.

Di sisi lain, dalam pertemuan pada 31 Oktober-1 November 2023, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan stabil dalam 22 tahun pada kisaran 5,25%-5,5%.

Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani berpendapat bahwa keputusan The Fed untuk menahan suku bunga, dan cenderung mempertahankan suku bunga memberikan sinyal bahwa tren kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) berpotensi untuk berakhir.

“Hal ini membuat pasar lebih optimis, karena sudah mulai dapat berhitung discount rate untuk alokasi investasi mereka.” kata Hendriko kepada Bisnis, Kamis (2/11/2023).

Dengan begitu, mayoritas saham mendapat keuntungan karena keputusan The Fed memberikan sentimen positif sekaligus berharap posisi terendah saham sudah lewat. Adapun, saham-saham yang berhubungan langsung dengan dolar AS akan lebih diuntungkan.

“Saham dengan korelasi tinggi dengan dolar AS dan juga emiten dengan penggunaan leverage tinggi lebih diuntungkan karena secara kinerja, tekanan pada laba bersih akibat kenaikan beban bunga dapat diperkecil,” jelas Hendriko.

Dia juga menambahkan, bahwa saat ini The Fed yang menjadi sentimen yang paling berpengaruh terhadap IHSG dibandingkan dengan kinerja emiten.

Dihubungi secara terpisah, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menjelaskan kenaikan tingkat suku bunga The Fed membuat mata uang AS lebih menarik para investor. Karena yield, yakni imbal hasil yang diperoleh investor meningkat, membuat dana pindah ke AS terutama dari negara berkembang.

Dengan begitu, keputusan The Fed kemarin untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya memberi sentimen positif ke pasar.

“Semua saham, rata-rata big caps lagi naik. Ini terlihat dari kenaikan kencang LQ45 yang di atas IDX. Itu [keputusan The Fed] sentimen utamanya untuk tehcnical rebound IHSG,” kata Arjun kepada Bisnis, Kamis (2/11/2023). (Daffa Naufal Ramadhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper