Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen emiten BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menjelaskan penyebab rugi yang bengkak menjadi Rp2,83 triliun hingga kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, Waskita membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mencapai Rp2,83 triliun atau berbalik dari laba yang diraih perseroan pada kuartal III/2022 yakni Rp425,29 juta.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menuturkan bahwa kerugian yang diperoleh perseroan diakibatkan oleh tingginya beban keuangan yang ditanggung.
WSKT sampai dengan kuartal III/2023 mencatatkan beban keuangan sebesar Rp3,16 triliun atau meningkat 4,57% secara year-on-year (YoY). Perseroan juga menorehkan rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp226,79 miliar.
“Kerugian yang dicatatkan Waskita disebabkan oleh tingginya beban keuangan yang ditanggung saat ini. Adapun strategi ke depannya adalh mengurangi porsi beban keuangan melalui restrukturisasi utang,” tutur Ermy kepada Bisnis, Kamis (2/11/2023).
Menyitir laporan keuangan WSKT, beban keuangan mencakup beban bunga atas utang bank ataupun nonbank, beban provisi, dan beban administrasi bank yang terkait dengan perolehan pinjaman grup selama periode berjalan.
Baca Juga
Sementara itu, sepanjang Januari-September 2023, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp7,81 triliun atau turun 24,14% YoY dari posisi sebelumnya sebesar Rp10,3 triliun.
Perinciannya, pendapatan dari segmen konstruksi melemah 29,68% YoY menjadi Rp6,31 triliun, sementara pendapatan dari bunga jasa konstruksi turun 3,7% YoY menjadi Rp45,36 miliar.
Selain itu, penjualan precast tumbuh 21,95% YoY menjadi Rp372,69 miliar, diikuti pendapatan jalan tol yang mencapai Rp830,77 miliar atau naik 23,51% secara tahunan, dan pendapatan properti melemah 24,88% YoY ke Rp134,01 miliar.
Seiring dengan hal itu, beban pokok pendapatan yang dirangkum perseroan mencapai Rp7,04 triliun atau menurun 24,40% secara tahunan. Hal ini diakibatkan mayoritas beban pokok yang berasal dari jasa konstruksi mengalami penurunan.
Melalui perolehan pendapatan dan beban tersebut, Waskita Karya mengakumulasikan laba kotor sebesar Rp773,93 miliar atau terkoreksi 21,68% dari torehan tahun sebelumnya.