Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab IHSG Anjlok 1,3%, Investor Waswas The Fed dan Data inflasi

IHSG anjlok 1% lebih pada awal perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023) jelang rilis data Inflasi dan hasil rapat The Fed.
IHSG anjlok 1% lebih pada awal perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023) jelang rilis data Inflasi dan hasil rapat The Fed. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG anjlok 1% lebih pada awal perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023) jelang rilis data Inflasi dan hasil rapat The Fed. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada awal perdagangan hari ini, Rabu (1/11/2023) jelang rilis data Inflasi dan hasil rapat The Fed.

The Fed memulai pertemuan kebijakan moneter selama dua hari pada 31 Oktober-1 November 2023.The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu.

Investor akan memantau pernyataannya dan komentar Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang rencananya ke depan.

IHSG turun 1,34% atau 90,48 poin menjadi 6.661,72 pada pukul 10.06 WIB. Pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.656,19-6.773,98.

Terpantau 138 saham naik, 405 saham melemah, dan 150 saham stagnan. Deretan saham big cap yang naik ialah TLKM 3,44%, ASII 1,30%. Sementara itu, saham BBRI, BBCA, BRPT masing-masing turun 2,02%, 1,43%, dan 6,22%.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan secara teknikal IHSG membentuk pola dragonfly doji pada perdagangan kemarin. Bersamaan pergerakan tersebut, Stochastic RSI membentuk golden cross pada pivot area (50%). MACD membentuk golden cross dengan konfirmasi rebound ke atas 6.750.

“Dengan konfirmasi rebound ke atas 6.750, IHSG berpotensi lanjutkan rebound ke kisaran 6.800,” jelas Valdy. 

Menurut Valdy, kali ini, sentimen dari AS dan Eropa cenderung lebih positif dari sentimen regional. Japan industrial production turun 4,6% yoy di September 2023, lebih dalam dari -4,4% yoy di Agustus 2023. Realisasi indeks manufaktur Tiongkok turun ke 49,5 di Oktober 2023, lebih rendah dari ekspektasi dan periode September 2023 di 50,2.

Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data indeks manufaktur dan inflasi di Oktober 2023. Indeks manufaktur diyakini masih bertahan di atas 50 di Oktober 2023.

Sementara inflasi diperkirakan naik ke 2,6% yoy di Oktober 2023. Meski naik, inflasi berada dalam rentang asumsi APBN 2023 di 2%-4% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper