Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id : IPO Bergairah dan Kantong Bank Mini Menebal

Tren pencatatan saham perdana IPO masih bergairah dan berpotensi menembus 101 emiten hingga akhir 2023. Di sisi lain, kantong bank-bank mini kian menebal.
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Tren pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di lantai Bursa Efek Indonesia masih bergairah dan berpotensi menembus 101 emiten hingga akhir tahun. Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir berambisis supaya perusahaan pelat merah melakukan IPO pada 2024.

Menurut Erick, kondisi pasar modal yang positif dapat menjadi momentum IPO Grup BUMN. Dinilainya, belum stabilnya pasar saham pada tahun ini menjadi salah satu alasan kuat perusahaan BUMN untuk melantai di bursa.

Kementerian BUMN masih akan terus mendorong perusahaan-perusahaan BUMN untuk go public sembari melihat perkembangan kondisi pasar modal tahun depan. “Saya rasa kita terus dorong kalau memaZng situasinya tepat, untuk kita bisa go public,” ujar Erick Thohir dalam Capital Summit & Market Expo 2023 di Gedung BEI, Jakarta pada Sabtu, (28/10/2023).

Misalnya saja, rencana subholding upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melakukan IPO dipastikan kandas atau tidak bisa terealisasi tahun ini. Berdasarkan catatan Bisnis, Pertamina menyatakan ditundanya IPO PHE, di antaranya disebabkan dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara sepanjang tahun 2023 akibat tekanan dari pengaruh sentimen global.

Di sisi lain, kantong bank-bank mini kian menebal hingga periode sembilan bulan pertama atau kuartal III/2023. Bank dengan moda inti di bawah Rp6 triliun atau KBMI 1 tersebut, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan laba sebesar Rp8,3 triliun.

Catatan tersebut melonjak 219,54% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,78 triliun.

Tren peningkatan laba ini memang sempat berlanjut pada bulan-bulan sebelumnya, Misalnya, pada Maret 2023, laba bersih bank cilik secara industri mencapai Rp3,92 triliun, lalu April menyentuh Rp4,31 triliun, disusul Mei sebesar Rp6,32 triliun hingga Juni mencapai Rp7,51 triliun.

Dua petikan berita tersebut merupakan di antara berita pilihan dari meja redaksi Bisnisindonesia.id. Berikut sejumlah berita pilihan lainnya:

1. Ramalan Euforia IPO 2024 Usai Pecah Rekor

Kondisi ketidakstabilan global itu juga berpengaruh pada gejolak harga minyak dunia sehingga PHE masih menunggu waktu yang tepat untuk IPO. Selain PHE, ada juga PalmCo yang merupakan subholding bidang kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group yang juga digadang-gadang akan melantai di Bursa tahun ini. Namun, akhirnya mundur ke tahun 2024.

“Kemarin juga kita masih tunda seperti PHE dan juga sawit [PalmCo] karena situasi market yang kita lihat belum stabil, tentu kita lihat tahun depan seperti apa,” kata Erick. Adapun, sepanjang tahun berjalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,34% secara year-to-date (ytd). Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham juga terkoreksi ke level Rp10,47 triliun.

Berdasarkan data BEI, aliran dana investor asing keluar dari pasar saham sebesar Rp11,60 triliun sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (ytd). Sementara itu, selama sepekan periode 23-27 Oktober 2023, IHSG turun 1,32% dengan ditutup di level 6.758,79 pada perdagangan akhir pekan, Jumat, (27/10/2023), dibandingkan posisi 6.849,16 pada pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini turun 23,38% menjadi Rp9,05 triliun dari Rp11,81 triliun pada pekan sebelumnya. BEI juga mencatatkan aksi jual bersih dari investor asing Rp11,61 triliun secara ytd. Di lain sisi, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan bahwa emiten BUMN memiliki kontribusi besar terhadap negara, lewat setoran dividen yang mencapai Rp33 triliun pada 2022.

2. Mengulik Sebab Ekspor Sepeda Motor Turun Lagi

Sementara penjualan di pasar dunia menunjukkan tren yang meningkat, performa ekspor sepeda motor Indonesia tahun ini justru mengalami penurunan signifikan. Apa sebab?

Berdasarkan laporan Statista Market Insigh, penjualan sepeda motor di pasar dunia pada tahun ini diprediksi mencapai 51,76 juta unit, meningkat 3,7% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada tahun lalu sebanyak 49,9 juta unit.

Tren peningkatan penjualan sepeda motor diproyeksikan melanjutkan peningkatan hingga 2027 ke level 65,13 juta unit. Pasar sepeda motor global sempat menurun 4,6% pada 2022, setelah meningkat kuat pada tahun sebelumnya 11%.

Di pasar Asean, pasar sepeda motor juga menunjukkan pertumbuhan. Penjualan sepeda motor di kawasan Asia Tenggara sepanjang Januari-Agustus 2023 meningkat 12% dibandingkan dengan peride yang sama tahun lalu 7.645.858 unit menjadi 8.565.470 unit.

Adapun dari sisi produksi juga mengalami peningkatan, yakni sebesar 5% dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2023 sebanyak 7.901.790 unit menjadi 8.276.589 unit.

Bahkan, apabila tidak termasuk Indonesia, produksi sepanjang 8 bulan pertama 2023 saja sepeda motor di Asean telah mencapai 4.064.852 unit, atau melampaui angka produksi sepanjang tahun lalu 3.636.453 unit.

Di luar Indonesia, negara produsen sepeda motor Asean adalah Malaysia (5%), Filipina (11%), Thailand (16%), dan Vietnam (17%). Adapun Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar di Asean (52%).

Vietnam memimpin pasar di setelah Indonesia, sementara performa produksinya berada di peringkat ketiga. Padahal, Vietnam tahun sebelumnya tidak tercatat sebagai pasar maupun basis produksi oleh Asean Automotive Federation.

3. Waspada! Utang Pemerintah Bengkak

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah pada September 2023 mencapai Rp7.891,61 triliun atau setara dengan 37,95% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Posisi utang tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya (month-on-month/mom) yang tercatat sebesar Rp7.870,35 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, rasio utang pemerintah pada September 2023 lebih rendah, dari 39,3% terhadap PDB pada September 2022.

Berdasarkan Buku APBN Kita Edisi Oktober 2023, Kemenkeu menyatakan bahwa pengelolaan utang pemerintah tetap baik hingga September 2023.

Hal itu tercermin dari hasil asesmen Lembaga pemeringkat kredit pada 2023 yang mempertahankan sovereign rating Indonesia pada level investment grade, antara lain oleh S&P dan Fitch (BBB/Stable), serta peningkatan outlook menjadi positif oleh R&I (BBB+/positive).

4. Menangkap Peluang Besar Pasar Drone Indonesia

Meski peluang pasarnya semakin besar, industri drone di dalam negeri menghadapi sejumlah tantangan untuk berkembang. PT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) menggandeng perusahaan Jerman untuk menangkap peluang pasar yang semakin berkembang.

Drone adalah pesawat terbang nirawak atau unmanned aerial vehicles (UAV). Drone pertama kali diperkenalkan sebagai alat militer. Namun, penggunaan drone kini telah meluas ke berbagai bidang dan membuka peluang baru dalam berbagai sektor.

"Industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II/2021," Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Kamis (26/10/2023).

Pada kuartal kedua 2023, pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 9,66%. Menurut Taufiek, pertumbuhan dipicu oleh kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan program Making Indonesia 4.0.

Industri drone lokal juga telah menunjukkan perkembangan positif, termasuk mampu memproduksi dan mengembangkan teknologi tanpa awak untuk berbagai sektor, seperti militer, pengawasan, dan perkebunan.

"Untuk itu, kami akan mempromosikan dan mendukung kemajuan teknologi industri drone dalam negeri melalui ajang pameran dan forum di tingkat nasional maupun internasional yang diharapkan memperluas jaringan kerja sama dan perluasan pasar," ujarnya.

5. Kantong Tebal Bank Mini, Ada Andil Tahun Politik?

Seiring dengan tren positif, hal ini pun diamini Peneliti lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo optimistis bahwa kinerja bank cilik kian moncer hingga akhir tahun dan awal 2024 ini.

“Akhir tahun [bank KBMI I] akan mengalami peningkatan pertumbuhan kredit di akhir tahun hingga awal 2024. Hal ini lantaran adanya efek domino, di mana sektor riil akan bergerak menjelang banyaknya event internasional dan pesta demokrasi. Di sana, pelaku usaha akan membutuhkan modal, dan ekonomi akan berputar,” ujarnya pada Bisnis, Jumat (27/10/2023).

Adapun berdasarkan laporan keuangan, sejumlah bank cilik memang mencatatkan kinerja laba yang moncer pada September 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper