Bisnis.com, JAKARTA – Emiten grup BUMN, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang Kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, PGEO membukukan pendapatan usaha sebesar US$308,92 juta atau setara Rp4,78 triliun (Kurs Jisdor Rp15.478 per dolar AS) sepanjang kuartal III/2023. Pendapatan tersebut naik 7,49% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar US$287,39 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi yaitu PT Indonesia Power dari sumur Kamojang US$50,17 juta. Kemudian kepada pihak PLN yang bersumber dari 5 sumur yaitu Ulubelu, Lahendonh, Kamojang, Lumut Balai, dan Karaha senilai total US$242,45 juta.
Selain itu ada pula segmen subjumlah penjualan operasi sendiri sebesar US$292,62 juta. Selanjutnya ada production allowances pihak ketiga sebesar US$15,57 juta. Dan terakhir penjualan carbon credit senilai US$732 ribu.
Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan PGEO juga tercatat naik 3,11% menjadi US$126,21 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US122,40 juta.
Meski begitu, Laba bruto perseroan tercatat sebesar US$182,71 juta, setara dengan Rp2,82 triliun. Angka tersebut naik 10,74% dibandingkan dengan kuartal III/2022 sebesar US$122,40 juta.
Baca Juga
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisiensikan PGEO mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp133,50 juta atau setara Rp2,06 triliun. Angka tersebut naik 19,81% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$111,43 juta.
Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir periode tercatat sebesar US$682,99 juta atau naik 196,39% dibanding periode Desember tahun sebelumnya sebesar US$230,44 juta.
Berdasarkan neraca, total aset PGEO tumbuh menjadi US$2,90 miliar hingga 30 September 2023 dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar US$2,47 miliar.
Adapun, liabilitas perseroan turun menjadi US$966,88 juta dibanding akhir 2022 sebesar US$1,21 miliar. Sedangkan ekuitas naik menjadi US$1,93 miliar dibanding Desember 2022 sebesar US$1,25 miliar.