Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpeluang menguat selama harga masih bergerak di dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di US$1.980,76 sebelum menargetkan resistance kuat di US$1.987,87 per troy ounce.
Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal potensi untuk kenaikan harga emas ditopang oleh pergerakan indikator stochastic oscillators yang bergerak ke atas setelah garis-garisnya bersilangan dari area jenuh jual.
“Arah pergerakan harga emas juga tampak pada indikator Parabolic SAR [stop and reverse] yang menunjukkan titik-titik merah berada di bawah candle untuk lima candle terakhir. Selain itu, potensi kenaikan harga emas juga dapat ditopang oleh pergerakan indikator MACD yang berada di zona bullish,” tulis analis Monex, Rabu (25/10/2023).
Sementara itu, analis masih optimistis bahwa emas memiliki peluang menembus level psikologi US$2.000 per troy ounce.
“Kami melihat beberapa aksi ambil untung di awal sesi dan kemudian para pedagang datang untuk membeli saat penurunan. Sehingga US$2.000 masih mungkin terjadi dalam jangka pendek atau bahkan rekor tertinggi baru jika terjadi eskalasi krisis di Timur Tengah," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals sebagaimana dikutip Reuters.
Harga emas telah naik sekitar 9% dalam dua minggu terakhir, mencapai level tertinggi dalam lima bulan di US$1,997.09 pada 20 Oktober, sebuah reli yang terutama dipicu oleh arus masuk safe-haven di tengah kekhawatiran akan meluasnya perang Israel dengan kelompok militan Hamas.
Baca Juga
Namun, analis investasi senior di broker forex XM Marios Hadjikyriacos menilai ketidakmampuan emas untuk menguat pada minggu ini adalah sinyal bahwa permintaan safe-haven mulai berkurang, karena pasar belajar untuk hidup dengan ketegangan di Timur Tengah.
Membatasi kenaikan emas batangan, indeks dolar (DXY) menguat terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Fokus pasar tertuju pada angka PDB kuartal ketiga AS yang dirilis Kamis (26/10/2023) dan indeks harga PCE AS pada Jumat (27/10/2023) yang dapat memengaruhi prospek suku bunga Federal Reserve.
“Arah emas di masa mendatang akan terkait dengan arah suku bunga. Jika perekonomian melemah, dan ada pandangan di pasar bahwa kita sedang memasuki resesi, maka suku bunga kemungkinan akan turun dan harga emas kemungkinan akan naik," kata Chris Mancini, manajer portofolio asosiasi Gabelli Gold Fund.
Simak pergerakan harga emas hari ini secara live.
Harga emas spot menguat 0,07% atau 1,46 poin ke US$1.972,43 per troy ounce pada 15.52 WIB.
Sebaliknya, harga emas Comex kontrak Desember 2023 turun 0,05% atau 1 poin ke US$1.985,10 per troy ounce.
Harga emas spot menguat 0,11% atau 2,11 poin ke US$1.973,09 per troy ounce pada 14.07 WIB.
Adapun harga emas Comex kontrak Desember 2023 melemah 0,18% atau 3,60 poin ke US$1.982,50 per troy ounce.
Harga emas spot masih menguat 0,09% atau 1,84 poin ke US$1.972,81 per troy ounce pada 12.31 WIB.
Di sisi lain, emas Comex kontrak Desember 2023 tergelincir 0,17% atau 3,40 poin ke US$1.982,70 per troy ounce.
Harga emas spot menguat 0,16% atau 3,11 poin ke US$1.974,08 per troy ounce pada 11.05 WIB.
Di sisi lain, emas Comex kontrak Desember 2023 turun 0,15% atau 3 poin ke US$1.983,10 per troy ounce.
Harga emas spot menguat 0,16 persen atau 3,21 poin ke US$1.974,18 per troy ounce pada 09.50 WIB.
Pada saat sama harga emas Comex kontrak Desember 2023 cenderung stagnan 0,00 persen ke US$1.986,10.