Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Medco Energi (MEDC) Tarik Utang Baru Rp5,55 Triliun

Medco (MEDC) melalui anak usahanya menandatangani perjanjian pinjaman dengan sejumlah bank termasuk ANZ, DBS Bank, hingga Bank Mandiri.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten minyak dan gas milik keluarga Panigoro PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melalui anak usahanya Medco E&P Grissik Lte mengantongi pinjaman dari bank asing dan dalam negeri senilai US$350 juta setara Rp5,55 triliun (asumsi kurs Rp15.870).  

Sekretaris Perusahaan Medco Energi Internasional Siendy K. Wisandana mengatakan Medco E&P selaku debitur menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan ANZ Banking Group Ltd cabang Singapura, DBS Bank Ltd, ING Bank NV cabang Singapura, Standard Chartered Bank Ltd., UOB Ltd., dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

“Pinjaman yang ditandatangani pada 23 Oktober 2023 oleh debitur dan kreditur mendapatkan penjaminan dari perseroan,” kata Siendy dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (25/10/2023).

Pinjaman bank tersebut menambah daftar penggalangan dana eksternal yang dilakukan Medco belakangan ini. Medco sebelumnya berhasil menerbitkan obligasi global atau global bond senilai US$500 juta atau setara Rp7,92 triliun (kurs jisdor Rp15.856).

Hal itu dilakukan Medco dalam rangka refinancing. Medco sebelumnya memiliki obligasi jatuh tempo pada Desember 2023.

CEO Medco Energi Roberto Loranto mengatakan MEDC berhasil menerbitkan obligasi 144A/Reg S senilai US$500 juta dengan tenor lima setengah tahun dan kupon 8,96%. Obligasi ini mendapatkan dukungan kuat dari investor.

“Dukungan itu mencerminkan bukti kemampuan perseroan dalam memenuhi komitmen secara konsisten baik dari sisi kinerja operasional maupun deleveraging. Dengan membaiknya harga komoditas dan permintaan energi, kami akan terus melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (20/10/2023).

Sementara itu, MEDC mendapatkan peringkat kredit B+ (positif) dari Fitch, B+ (stabil) dari S&P dan B1 (stabil) dari Moody’s. Perseroan akan menggunakan dana bersih dari obligasi untuk membiayai kembali utang.

Seperti yang diketahui, MEDC memiliki obligasi yang akan jatuh tempo pada 21 Desember 2023. Berdasarkan data KSEI, obligasi berkelanjutan II MEDC Tahap III tahun 2016 seri C memiliki nilai pokok sebesar Rp25 miliar dengan bunga fixed sebesar 11,8%.

Adapun MEDC mencatatkan pendapatan senilai US$1,11 miliar atau setara Rp16,65 triliun (estimasi kurs Rp14.925,37 per dolar AS) pada semester I/2023. Pendapatan ini meningkat 0,68% dari US$1,10 miliar pada semester I/2022.

Pendapatan berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi US$941,99 juta, konstruksi US$106,26 juta, kontrak penjualan listrik US$24,22 juta, operasi dan jasa pelayanan US$12,72 juta, penjualan jasa lainnya US$8,91 juta, sewa dan pendapatan bunga U$22,09 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper