Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.872 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (20/10/2023).
Mengutip Bloomberg, Jumat (20/10/2023) pukul 15.15 WIB, rupiah ditutup melemah tembus ke Rp15.872 atau terkoreksi 0,36% dari posisinya pada pembukaan hari ini sebesar Rp15.845 per dolar AS. Sementara indeks mata uang negeri Paman Sam semakin perkasa setelah menguat 0,09% ke level 106,35.
Nasib serupa juga dialami oleh mata uang lain di kawasan Asia, yaitu yuan China yang melemah 0,09%, dolar Singapura turun tipis 0,01%, serta yen Jepang yang terkoreksi 0,11%.
Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan Asia justru terpantau menguat di hadapan dolar AS. Misalnya seperti won Korea yang melesat 0,35%, rupee India menguat 0,17%, ringgit Malaysia menguat 0,03%, dolar Taiwan yang terapresiasi 0,08%, serta peso Filipina menguat 0,05%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan nilai tukar rupiah yang terus merangkak mendekati Rp15.900 per dolar AS menjadi dampak dari memanasnya situasi geopolitik Timur Tengah. Kondisi ini telah menyebabkan sebagian besar pelaku usaha mewaspadai aset-aset berisiko.
Sementara itu, terdapat pengaruh dari komentar bernada dovish Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan lonjakan imbal hasil atau yield obligasi AS telah membantu memperkuat kondisi keuangan sehingga mengurangi kebutuhan akan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Baca Juga
Pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan ke 6% untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Di samping intervensi di pasar valuta asing (valas), lanjutnya, BI akan mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valas.
Untuk perdagangan awal pekan depan, Senin (23/10/2023), mata uam rupiah akan bergerak fluktuatif dan berpotensi ditutup melemah ke rentang Rp15.860 hingga Rp15.940.