Bisnis.com, JAKARTA — Emiten terafiliasi Sandiaga Uno, seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan kinerja saham yang beragam jelang musim Pemilu 2024, setelah dirinya batal menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Sebelumnya, Sandiaga Uno sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) digadang-gadang akan mendampingi Ganjar Pranowo, namun justru Menkopolhukam Mahfud MD yang terpilih dan akan melenggang menjadi cawapres Ganjar pada Pemilu 2024.
Sebagai informasi, Sandi mencatatkan kepemilikan 21,5% saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), perusahaan yang telah dikenal luas sebagai salah satu penyumbang kekayaan dirinya.
Adapun, SRTG sendiri mencatatkan portofolio saham di beberapa perusahaan, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII), hingga PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM).
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengatakan, sekalipun Sandiaga tidak menjadi cawapres bukan lantas menjadi sentimen negatif, lantaran penguatan saham yang terjadi karena isu tersebut merupakan aksi spekulasi yang tidak mencerminkan tren dan minat asli pelaku pasar.
"Namun karena Sandiaga tidak menjadi cawapres Ganjar, maka menganalisis tren saham-saham grup Saratoga jadi tidak susah, karena akan kembali ke tren awalnya," ujar William kepada Bisnis, Kamis, (19/10/2023).
Baca Juga
Menurutnya, pergerakan saham SRTG sedang sideways dengan support di level Rp1.515 dan resisten di level Rp1.850. William merekomendasikan hold untuk saham SRTG.
Hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini, Kamis, (19/10/2023), saham SRTG terkoreksi 1,83% ke level Rp1.610. Saham SRTG diperdagangkan sebanyak 2.049 kali dengan volume 8,15 juta saham, alhasil nilai transaksi tembus Rp13,16 miliar.
Selanjutnya, untuk saham ADRO, menurut William sedang mengalami fase uptrend dengan support di level Rp2.690 dan resisten di Rp3.000 per saham. Rekomendasi buy disematkan untuk saham ADRO.
Adapun saham ADRO terkoreksi 0,35% pada sesi I siang ini, ke level Rp2.830 per saham. Frekuensi perdagangan sebanyak 4.321 kali dengan volume 21,47 juta saham, nilai transaksi saham ADRO tembus Rp60,78 miliar.
Tak ketinggalan, William mengatakan saham TBIG sedang mengalami pola downtrend dengan level support Rp1.900 dan level resisten di Rp2.030 per saham. Saham TBIG juga direkomendasikan tahan.
Saham TBIG stagnan siang ini di level Rp1.955 per saham. Volume perdagangan sebanyak 1,55 juta saham dengan frekuensi hanya 430 kali, nilai transaksi saham TBIG Rp3,01 miliar.
"Rekomendasi buy untuk saham ADRO, sedangkan hold untuk saham SRTG dan TBIG. Karena secara teknikal hanya ADRO yang menarik," pungkas William.
Di lain sisi, Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, saham Grup Saratoga kurang prospektif karena performanya kurang memuaskan. Alih-alih merekomendasikan saham afiliasi Sandiaga Uno, Lionel justru menaruh asa pada saham milik Erick Thohir.
"Efek Sandi Uno gagal maju [cawapres] menambah sentimen negatif saham grup tersebut, lebih baik saham Grup Thohir," kata Lionel kepada Bisnis.
Untuk diketahui, saham emiten terafiliasi Erick Thohir PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) terpantau melambung hingga 29,25% sepanjang perdagangan sesi I hari ini dan parkir di level Rp137 per saham.
Tak hanya saham MARI yang hijau, saham Erick yang lain yaitu PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) juga naik 10 persen menyentuh auto rejection atas (ARA) ke level Rp88 per saham. Kedua saham tersebut pun menghuni jajaran top gainers pada sesi I perdagangan Kamis, (19/10/2023).
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.