Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) berganti pengendali setelah PT Geo Energy Investama, anak usaha Geo Energy Resources Pte Ltd yang dimiliki Charles Antonny Melati, mengakuisisi 58,65 persen saham SMMT dari PT Mutiara Timur Pratama milik Grup Rajawali.
Setelah transaksi akuisisi ditandatangani pada 18 Oktober 2023, Geo Energy akan mengajukan akuisisi ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam waktu 3 hari kerja dan meluncurkan Penawaran Tender Wajib (mandatory tender offer/MTO) saham SMMT, setelah disetujui.
Harga MTO saham SMMT adalah Rp1.305,50 per saham dan ditargetkan selesai dalam waktu 10 sampai dengan 12 minggu ke depan, sesuai dengan persetujuan OJK.
Mengutip laman resmi perseroan, Kamis (19/10/2023), Geo Energy Resources Limited merupakan produsen batu bara Indonesia yang memulai usahanya pada 2008. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Singapura pada 2012 dengan menghimpun dana IPO sebesar 94 juta dolar Singapura.
Strategi investasi Geo Energy fokus pada perolehan konsesi pertambangan baru untuk meningkatkan kuantitas produksi dan pada saat yang sama melakukan diversifikasi sumber batubara.
Geo Energy memiliki empat konsesi pertambangan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya yakni PT Bumi Enggang Khatulistiwa (BEK), PT Sungai Danau Jaya (SDJ), PT Tanah Bumbu Resources (TBR) dan PT Surya Tambang Tolindo (STD) di Kalimantan.
Baca Juga
Pertama, BEK mendapatkan izin usaha pertambangan operasi produksi pada April 2010 dan selanjutnya memulai produksi komersial pada Februari 2012. IUP BEK berlaku selama 20 tahun dan dapat diperpanjang dua kali untuk jangka waktu sepuluh tahun. masing-masing tahun.
Konsesi tambang BEK mencakup lahan seluas 4.570 ha yang terletak di distrik Tering dan Long Iram di kabupaten Kutai Barat, provinsi Kalimantan Timur.
Kedua, SDJ menjalankan kegiatan penambangan batu bara di Kalimantan Selatan sejak 2002. Konsesi SDJ meliputi area seluas 235,5 ha dan secara administratif terletak di Kecamatan Angsana dan Sungai Lohan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Kepemilikan SDJ diselenggarakan berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan masa berlaku perpanjangan IUP SDJ berlaku hingga Mei 2027. SDJ memegang dua IPPKH yang masih berlaku, yang diperpanjang hingga 2027 sejalan dengan perpanjangan IUP, dengan luas total sekitar 84,6 ha.
Ketiga, konsesi TBR mencakup area seluas 489,1 ha dan secara administratif terletak di Kecamatan Angsana dan Sungai Lohan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Penguasaan TBR dilaksanakan berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan masa berlaku perpanjangan IUP TBR berlaku sampai dengan Januari 2028.
TBR memiliki IPPKH yang masih berlaku, yang diperpanjang sampai dengan tahun 2028 sejalan dengan perpanjangan IUP, dengan luas total ± 91,1 ha.
Keempat, area proyek STT meliputi lahan seluas 4.600 ha yang terletak di Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Kepemilikan STT dilaksanakan berdasarkan IUP operasi produksi yang diberikan pada 26 Oktober 2012 dan berlaku untuk jangka waktu 20 tahun. Masa berlaku izin pertambangan STT berlaku hingga Oktober 2032. Areal tersebut diklasifikasikan sebagai 50% APL dan 50% hutan produksi.
Adapun berdasarkan laporan per September 2023, pemegang saham Geo Energy Resources adalah Master Resources International Ltd. sebanyak 15,70%, Huang She Tong 2,15%, Charles Antonny Melati 18,22%, dan Heah Theare Haw 7,34%.
Sebagai informasi, Master Resources International Ltd adalah adalah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands. Para pemegang saham Master Resources International disebut sebagai Keluarga Melati yakni Charles Antonny Melati (19,6%), Huang She Thong (26,4%), Richard Kennedy Melati (18%), Ng See Yong (18%) dan Yanto Melati (18%). Seluruh pemegang saham di atas juga merupakan direktur Master Resources International Limited.
Charles Antonny Melati sebagai salah satu pendiri Geo Energy Resources dikenal sebagai seorang pengusaha di bidang properti dan industri perhotelan dari tahun 1991 hingga 2006.
Dari 2006 hingga 2008, Charles Antonny Melati terlibat dalam pendirian dan pengoperasian PT Trivesta Polymas Perkasa yang pada prinsipnya bergerak dalam pembuatan polipropilena cor untuk kemasan makanan fleksibel di Jakarta.
Sebelumnya sejak 2004 hingga 2010, Charles Antonny Melati terlibat dalam bisnis pendirian dan pengoperasian kapal tunda dan tongkang di Singapura dan Indonesia.