Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen sirup Monin, PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk. (KMDS) akan membagikan dividen interim senilai Rp15 per saham triliun kepada para investor.
Direktur Utama KMDS Hengky Wijaya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan Dewan Komisaris telah menyetujui keputusan Direksi KMDS pada 04 Oktober 2023 untuk membagi dan membayar dividen interim tahun buku 2023 (untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2023) sebesar Rp12 miliar.
"Dividen interim per saham yang akan dibagikan adalah Rp15 per saham," tulis Hengky, Kamis(19/10/2023).
Dia melanjutkan, cum dividen interim KMDS di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 26 Oktober 2023 dan ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 27 Oktober 2023.
Lalu cum dividen interim di pasar tunai pada 30 Oktober 2023 dan ex dividen interim di pasar tunai pada 31 Oktober 2023. Recording date atau pemegang saham yang berhak atas dividen adalah pada 30 Oktober 2023.
"Pelaksanaan pembayaran dividen interim adalah pada 8 November 2023," ucapnya.
Baca Juga
Hengky menuturkan jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen interim telah dikoordinasikan dengan BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Biro Administrasi Efek perseroan.
Hengky juga menegaskan pembagian dividen interim untuk tahun 2023 kepada pemegang saham KMDS, sebagaimana disebutkan dan tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha KMDS.
Sebagai informasi, Kurniamitra Duta Sentosa resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (7/9/2020).
Emiten berkode efek KMDS itu menjadi emiten ke-38 Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020. Emiten di sektor konsumsi itu menawarkan 160 juta lembar saham baru dengan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering(IPO) Rp300.
Dengan demikian, perusahaan distributor sirup Monin itu mendapatkan dana segar dari aksi itu mencapai Rp48 miliar.
Bersamaan dengan penawaran umum tersebut, perseroan mengadakan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak 3,2 juta saham atau sebesar 2 persen dari jumlah saham yang ditawarkan.
Adapun, berdasarkan laporan penjatahan yang diterbitkan BAE pada tanggal 3 September 2020, diketahui adanya oversubscribed pesanan saham sebanyak 1,26 kali dari total penawaran atau 26,70 kali dari porsi pooling.