Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham GOTO Dibanting Investor, Sentuh All Time Low Rp66 per Saham

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali menyentuh level all time low pada level Rp66 per saham hingga pukul 15.00 WIB.
Seorang pengemudi pengiriman Gojek mengambil pesanan PT Tokopedia di pusat pemenuhan di Jakarta, Indonesia, pada Senin, 12 Desember 2022. - Bloomberg/Dimas Ardian
Seorang pengemudi pengiriman Gojek mengambil pesanan PT Tokopedia di pusat pemenuhan di Jakarta, Indonesia, pada Senin, 12 Desember 2022. - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali menyentuh level all time low pada level Rp66 per saham hingga pukul 15.00 WIB. 

Saham GOTO tercatat diperdagangkan pada rentang Rp66-Rp75 per saham hari ini. Level Rp66 merupakan level terendah saham GOTO sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 11 April 2022. 

Dengan penurunan ini, saham GOTO tercatat telah turun 23,86% selama sebulan, dan telah melemah 38,18% sejak awal tahun hingga hari ini atau secara year to date (YTD). 

Turunnya saham GOTO ini turut menggerus kapitalisasi pasar GOTO. Saat ini, kapitalisasi pasar GOTO tercatat berada pada posisi Rp81,7 triliun.

Sementara itu, level tertinggi saham GOTO secara year to date terjadi pada harga Rp147 per saham. Pada tahun ini, saham GOTO belum bisa kembali ke harga pencatatannya pada level Rp338 per saham. 

Sebagaimana diketahui, GOTO tercatat baru saja melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. GOTO menerbitkan sebanyak 17,04 miliar saham baru seri A, dengan pencatatan saham baru hasil private placement dilakukan pada Rabu (11/10/2023). 

Saham private placement ini membuat saham GOTO bertambah menjadi 1,2 triliun saham, dari sebelumnya 1,18 triliun saham. Hal tersebut membuat GOTO menjadi emiten dengan jumlah saham terbanyak di Bursa. 

Sebelumnya, Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan saham GOTO yang masih betah berada dalam zona merah diakibatkan oleh investor yang masih bersikap wait and see terhadap komitmen investasi dari IFC dan Franke & Co.

"Investor masih bersikap wait and see sambil menunggu kinerja GOTO apakah akan positif dari investasi ini," kata Andhika, Kamis (5/10/2023). 

Selain itu, kata Andhika, investor juga masih melihat The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga yang menjadi sentimen negatif untuk sektor teknologi.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan secara teknikal pergerakan GOTO dalam timeframe mingguan (weekly), dengan pergerakannya masih berada pada fase downtrendnya dan telah menembus support krusialnya di Rp81 per saham.

"Koreksi dari GOTO ini masih didominasi oleh volume penjualan dan pergerakan indikator MACD dan Stochastic masih berada di area negatifnya dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah atau penguatan," kata Herditya, dihubungi Kamis (12/10/2023).

Adapun Herditya merekomendasikan untuk wait and see terhadap saham GOTO.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper